Oleh: Lia Lestari
lialestari99mts@gmail.com
AYAH…
Maaf, maafkan aku
Aku mengaku menyaingimu
Aku mengaku mencintaimu
Aku mengaku mengagumkanmu
Tapi aku justru yang menyebabkanmu ke neraka
Ayah…
Maaf, maafkan aku
Aku berkata kau segalanya bagi ku
Aku berkata aku sedih ditinggalkan mu
Namun aku justru bahagia tanpa memikirkan mu
Ayah…
Maaf, maafkan aku
Aku yang memperberat hisab mu
Sungguh aku malu ayah..
Ayah…
Bukan, bukan salah mu tak pernah memberiku lebih tentang ilmu agama
Bukankah waktu yang memang tak sempat kita miliki,
Ayah…
Taukah engkau?
Hatiku terkikis, batin ku menjerit
Air mata ku mengalir, tubuhku melemas
Ayah…
Sudah, aku sudah membacanya
Aku malu ayah, aku mengaku menyayangi mu
Tapi lagi lagi justru aku yang memperberat hisab mu
Ayah…
Dengan bangganya aku mengaplod foto ku tanpa menutup aurat
Dengan bangganya aku mengagumkan pria lain selain mu
Namun dengan tanpa sadar hati mu ter -iris karena ulahku
Ayah…
Maaf, aku baru menyadari nya
Tidakah bodoh diriku ini?
Mengaku menyayangi mu
Tapi justru aku yang memperberat hisab mu
Ayah…
Kini aku sudah tumbuh dewasa,
Aku sudah langkahkan hijrahku
Semua untukmu
Berharap bisa meringankan hisab mu kini,
Ayah…
Jangan menangis jangan bersedih lagi
Aku mengerti, aku malu sekali ayah
Ayah maafkan aku.
Ya Allah,
Maaf, maafkan aku..
Jangan salahkan ayah ku
Jangan hukum ia
Ini salahku
Ini ulah ku
Jangan perberat hukumannya
Jangan perberat hisabnya
Hukum saja aku,
Aku yang salah.. Jangan dia
Aku ikhlas…
Untuk ayah, silahkan hitung berapa banyak daun yang ada di muka bumi ini, tidaklah engkau bisa menghitungnya karena Allah, maka sebanyak itu pula rinduku padamu karena Allah. []