JAKARTA– Prof Din Syamsuddin, Guru Besar Politik Islam FISIP UIN Jakarta, mengatakan bahwa posisi agama dalam Pancasila sangat diagungkan. Itu tercermin dalam pada sila pertama. Dengan demikian agama dapat memberikan sinar dalam kehidupan Berpancasila.
“Hal lain yang perlu dijernihkan, hubungan Pancasila dengan agama, terakhir ini menampilkan kerancuan nalar,” Prof Din Syamsuddin kepada Republika, Kamis (1/6/2017).
Seperti dilansir dalam Republika.co.id, Din mengatakan, seolah-olah Pancasila tidak ada hubungannya dengan agama. Sehingga, seolah-olah agama harus dipisahkan dari kehidupan bernegara. Ini yang sebenarnya bertentangan secara diametral dengan nilai-nilai dasar kebangsaan di Indonesia.
Selain itu, Prof Din yang juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerangkan, dalam Pancasila itu sendiri, agama sangat diagungkan. Agama juga harus menyinari kehidupan Berpancasila. Begitu pula dalam UUD 1945, tegas disebutkan bahwa negara berdasar atas ketuhanan.
“Maka tidak mungkin agama dijauhkan (dari Pancasila), bahkan Tap MPR Nomor 6 Tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa menekankan penegakan etika kehidupan berbangsa meniscayakan pendekatan agama dan budaya,” jelasnya.
Ia menegaskan, agama sangat penting dalam membangun masyarakat Berpancasila. Karena Pancasila yang walau pun bukan agama tapi merupakan pertemuan nilai-nilai etika agama-agama. Maka dengan agama kehidupan berpancasila menjadi kuat.[]