BENCANA alam seperti gempa bumi, banjir, angin topan, dan lain sebagainya, datang secara tiba-tiba. Tentu hal ini membuat panik orang yang mengalaminya. Yang terpikir hanya menyelamatkan diri dan keluarga bagaimana pun caranya.
Meskipun demikian, sebagai seorang muslim dalam kondisi apapun tentu hendaknya tetap dapat mengambil sikap terbaik dan penuh adab islami. Demikian pula dalam kondisi bencana yang datang mendadak. Lalu apakah adab-adab utama saat terjadi bencana menurut Islam?
BACA JUGA: Bencana Alam Itu Ujian atau Azab?
Adab pertama, adalah menyelamatkan diri. Bahkan orang yang dalam kondisi melaksanakan shalat fardhu pun boleh untuk membatalkan shalatnya demi menghindarkan dirinya dari ancaman bencana. Dalam konteks ini terdapat riwayat:
Artinya, “Seketika itu ada seseorang (Sahabat Abu Barzah al-Aslami Ra) yang sedang shalat dan tali kendali hewan tunggangannya (dipengang) ditangannya, lalu tiba-tiba hewan itu menyeretnya dan ia pun mengikutinya.” (HR Al-Bukhari)
Dari hadits inilah kemudian para ulama memahami bahwa untuk menjaga keselamatan segala hal yang dikhawatirkan rusak, baik benda maupun lainnya maka seseorang boleh memutus atau membatalkan shalat.
Adab kedua, merendahkan diri kepada Allah dengan berdoa untuk keselamatan dan kebaikan sesuai dengan bencana yang terjadi, berdasarkan hadits:
Artinya, “Nabi Saw ketika ada angin bertiup sangat kencang beliau berdoa: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepadamu kebaikan angin, kebaikan apa yang ada di dalamnya dan kebaikan apa yang dikirimkan dengannya; dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, dari keburukan apa yang ada di dalamnya dan keburukan apa yang dikirimkan dengannya.” (HR Muslim).
BACA JUGA: Apakah Ada Hubungannya antara Maksiat dengan Bencana Alam?
Adab ketiga, bila memungkinkan lakukanlah shalat sunnah mutlak dua rakaat secara sendirian berdasarkan hadits tersebut sesuai ijtihad para ulama, sebagaimana Ibn al-Muqri (755-837 H/1354-1433 M) pakar fiqih Syafi’i asal Yaman yang dikutip oleh Syekh Nawawi Al-Bantani:
Artinya, “Disunnahkan bagi setiap orang untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berdoa dan semisalnya, ketika terjadi gempa bumi dan semisalnya, seperti petir dan angin yang dahsyat dan gerhana; dan disunnahkan juga untuk shalat (sunnah) di rumahnya secara sendirian sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Muqri, agar tidak lalai, berdasarkan hadits bahwa Nabi SAW ketika ada angin bertiup sangat kencang ia berdoa, ‘Ya Allah, sungguh aku memohon kepadamu kebaikan angin.”
Demikian tiga adab utama bagai seorang Muslim ketika mengalami bencana yang datangnya tak disangka-sangka. Dalam kondisi apa pun idealnya seorang Muslim tetap ingat terhadap Allah SWT. Wallahu a‘lam. []
SUMBER: NU.OR.ID