Oleh: Khairul Amal El Hifzi
TERKAIT memulai ibadah shalat, Islam telah memberi tuntunan apa yang sebaiknya dilakukan dan adab-adab tatkala memulai melaksanakan shalat. Tuntunan ini disampaikan dalam al-Qur’an dan hadis, dan kemudian dirangkum dan dituliskan oleh para ulama’ salah satunya adalah Imam al-Ghazali dalam kitab beliau berjudul Minhajul ‘Arifin.
Berikut adab sebelum shalat yang tak boleh diabaikan seorang Muslim:
1 Adab Sebelum Shalat: Khusyuk dan merendahkan diri di hadapan Allah
Al-Ghazali berkata dalam kitabnya Minhajul ‘Arifin:
فإذا استقبلت بوجهك القبلة استقبل بقلبك الحق ,ولا تنبسط فلست من أهل الانبساط ,و اذكر وقوفك بين يديه يوم العرض الأكبر, و قف على قدمي الخوف والرجاء و ارفع قلبك عن النظر على الدنيا والخلق أرسل همتك إليه فإنه لا يرد الآبق ولا يخيب السائل.
“Ketika engkau menghadap qiblat dengan wajahmu maka hadapkanlah hatimu kepada Allah yang maha Haqq. Janganlah merasa senang karena engkau bukan termasuk orang-orang yang mendapat kesenangan. Ingatlah saat engkau berdiri dihadapan-Nya di hari kiamat nanti. Berdirilah di atas dua telapak kaki perasaan Khouf (takut) kepada Allah dan Roja’ (berharap) kepada Allah. Palingkan hatimu dari melihat kepada dunia dan makhluk. Arahkan perhatianmu kepada-Nya karena Dia tidak menolak orang yang melarikan diri dan tidak mengecewakan orang yang meminta.”
BACA JUGA: Begini Jawaban Shalat Istikharah
Melalui keterangan yang disampaikan al-Ghazali salah satu adab yang dianjurkan adalah khusyuk dengan mengarahkan pandangan hati kita kepada Allah yang maha benar, dan juga kita palingkan pikiran kita dari segala urusan dunia dan hal-hal lain. Fokus pikiran hanya kepada Allah semata dan kita dilarang bersenda gurau, bersenang-senang atau bermain-main ketika menghadap Allah. Maka kita harus menghadap Allah dengan merendahkan diri serta merasa takut atas azabNya dan penuh pengharapan atas rahmatNya.
2 Adab Sebelum Shalat: Merasa butuh kepada Allah
Al-Ghazali berkata:
فإذا قلت )الله أكبر( فاعلم أنه لا يحتاج إلى خدمتك له و ذكرك أياه ؛ لأن الحاجة من حيلة الفقراء و ذلك سمة الخلق , و الغني من صفات ذاته و إنما وظف على عبيده وظائف ليقربهم بها إلى عفوه و رحمته و يبعدهم بها من سخطه و عقوبته
“Ketika engkau mengucapkan “Allahu Akbar” maka ketahuilah bahwa Allah tidak membutuhkan ibadahmu dan dzikirmu kepada-Nya, sebab sikap butuh termasuk perangai orang-orang fakir dan itu tandanya makhluk sedangkan tidak butuh adalah sifat dzat-Nya. Hanya saja Allah membebankan kepada hamba-hambanya tugas-tugas untuk mendekatkan mereka dengan tugas tersebut kepada Ampunan dan Rahmat-Nya, dan menjauhkan mereka dengan tugas tersebut dari murka dan siksaan-Nya.”
Keterangan al-Ghazali tersebut menerangkan kepada kita bahwa tatkala memulai sholat hendaknya kita menanamkan di dalam hati kita perasaan butuh kepada Allah, bukan Allah yang butuh ibadah dan dzikir kita akan tetapi kitalah yang membutuhkannya karena sifat butuh itu hanyalah pada makhluk dan mustahil ada pada Allah sebagai khalik atau pencipta.
3 Adab Sebelum Shalat: Bersyukur dan bertakwa kepada Allah
Al-Ghazali berkata:
و اشكر الله إذ جعلك أهلا للوقوف بين يديه فإنه أهل التقوى و أهل المغفرة أهل أن يتقيه خلقه فيغفر لمن اتقاه .
“Bersyukurlah kepada Allah karena telah menjadikanmu berhak untuk berdiri dihadapan-Nya. sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang kita patut bertaqwa kepada-Nya dan yang berhak memberi ampunan.
Maka pantaslah bagi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah maka Allah akan memberi ampunan bagi orang-orang yang bertakwa kepadanya”
Berdasarkan keterangan al Ghazali tersebut kita dijelaskan mengenai adab tatkala memulai sholat hendaknya kita bersyukur atas nikmat Allah atas segala rahmat dan nikmatnya diantaranya kesempatan dan kesehatan sehingga kita mampu menunaikan ibadah kepadanya. Kemudian juga kita dianjurkan bertakwa kepada Allah karena dengan bertaqwa kepada Allah akan diampuni dosa-dosa kita. []
Referensi:
Kitab minhajul arifin karangan imam al-Ghazali, bab adab masuk masjid dan adab memulai sholat
Kitab muroqil ubudiyah syarah bidayatul hidayah karangan syeikh Muhammad Nawawi Al Jawi bab adab masuk masjid