MANUSIA hanyalah seorang hamba yang tak pernah luput dari dosa. Karunia dan cinta Allah lah yang akan mengantarkannya kelak menuju surga-Nya. Lalu apakah amalan yang dapat membantu manusia saat memberatkan pahala kebaikan? Hadits yang diriwayatkan Trimidzi menjelaskan bahwa akhlak mulia adalah salah satu hal yang akan memberatkan manusia dalam kebaikan saat hari perhitungan kelak.
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berbuat keji dan berkata-kata keji.” (HR. At-Tirmidzi).
Sejalan dengan hadits tersebut, Imam Syafi’i menyebutkan tentang tiga amalan yang paling berat pahalanya. Ketiga amalan tersebut erat kaitannya dengan akhlak seorang Muslim.
Inilah tiga amalan yang paling berat pahalanya menurut Imam Syafi’i seperti dikutip Syaikh Tariq Suwaidan dalam Silsilah al-Aimmah al-Mushawwarah.
1. Berinfaq saat miskin
Berinfaq saat lapang mungkin agak ringan. Tetapi berinfaq di saat sempit? Jauh lebih berat. Dermawan saat dompet tebal mungkin agak ringan. Tetapi dermawan saat dompet tipis? Jauh lebih berat. Murah hati saat kaya mungkin agak ringan. Tetapi murah hati saat miskin? Jauh lebih berat.
https://www.instagram.com/p/CFSHB_KhNYx/
2. Wara atau menjaga kehati-hatian pada diri sendiri
Pada umumnya setiap orang akan memperlihatkan sisi positifnya pada orang lain. Hal ini akan berpengaruh pada keikhlasan kita untuk berbuat baik ataupun meninggalkan hal-hal yang diharamkan. Meninggalkan apa yang dilarang-Nya merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Oleh karenanya, banyak orang yang melakukan larangan-larangan Allah seperti berzina, berjudi, minum minuman keras dan masih banyak lagi.
3. Mengungkapkan kebenaran di hadapan orang yang ditakuti
Dalam al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa kita tidak perlu takut pada apa pun kecuali pada Allah. Namun, sebagai manusia biasa, pastinya kita pernah merasakan takut pada orang yang memiliki kekuasaan lebih tinggi atau kekuatan lebih tinggi. Hal ini akan berpengaruh pada mental kita untuk mengungkapkan kebenaran. Ketika suatu kebenaran tertutupi, maka sebagai umat muslim yang baik kita harus mengungkapkan kebaikan tersebut. []