AISYAH, isteri Nabi, adalah orang yang sangat ramah dan murah hati. Ia suka menjamu tamu, dan menghabiskan waktu berbincang dengan tamunya itu.
Suatu ketika, seorang wanita datang mengunjungi Aisyah, membawa kedua putrinya bersamanya. Aisyah menerima dia, tersenyum dan menyambut, dan segera, kedua wanita terlibat itu dalam percakapan.
Namun, Aisyah dihadapkan dengan suatu kesulitan tertentu. Dia ingin menghibur tamunya, tapi saat itu, keadaan sangat sulit di Madinah. Seringkali, orang-orang kelaparan, dan di rumah Nabi, bahkan tidak ada bahan yang bisa dimasak. Sulit untuk menemukan makanan yang paling sederhana sekalipun, dan kurma juga tidak banyak jumlahnya.
BACA JUGA: Aisyah, Ini Istimewaan dan Keutamaannya
Aisyah memutuskan untuk menemukan sesuatu untuk ditawarkan kepada tamunya. Ruangan di mana dia menyambut tamunya begitu kecil sehingga saat Aisyah berdiri, kepalanya hampir menyentuh langit-langit.
Tidak perlu waktu lama Aisyah untuk mencarinya, karena memang tidak banyak yang tersimpan yang bisa ditawarkan pada tamunya itu. Aisyah akhirnya berhasil menemukan tiga kurma. Aisyah membawa kurma itu pada tamunya, yang menatapnya dengan sangat penuh rasa syukur.
Wanita itu memberikan kurma tersebut pada masing-masing anak perempuannya, dan gadis-gadis itu meraih dengan penuh semangat. Mereka sangat lapar dan belum cukup makan selama beberapa hari. Ibu mereka menyimpan satu kurma untuk dirinya sendiri, tapi dia tidak memakannya. Sebagai gantinya, dia memegangnya di tangannya saat dia terus berbicara dengan Aisyah.
Karena mereka lapar, kedua gadis kecil itu melahap kurma mereka dengan sangat cepat. Setelah selesai, mereka mulai mengamati kurma terakhir, yang dipegang ibu mereka di tangannya.
BACA JUGA: Pernah Selama 3 Bulan, Rasul dan Aisyah Hanya Makan Kurma dan Air Putih Saja
Ibu mereka melihat mereka dari sudut matanya, dan dia tersenyum. Dia tahu persis apa yang mereka inginkan, dan apa yang dia lakukan. Jadi, dia membagi kurma terakhir itu menjadi dua bagian dan memberikan setengah kepada masing-masing gadis itu.
Aisyah sangat tergerak oleh cinta dan pengorbanan yang besar yang ditunjukkan oleh ibu ini, dan segera setelah Nabi pulang, Aisyah menceritakan apa yang telah terjadi.
“Memang”, kata Nabi. “Wanita itu masuk surga karena cinta dan kebaikan yang dia tunjukkan pada anak perempuannya yang kecil. Allah akan menunjukkan belas kasihannya karena dia menunjukkan belas kasihan kepada mereka.” []
SUMBER: JALANSIRAH