SYAIKH Abu Bakr Al-Awawidah, ketua Rhabithah Ulama Palestina yang mungkin di Damaskus—beliau buta sebab disiksa Zionis Yahudi—Berkisah:”Bakda agresi ke Gaza, Hamas membuat banyak program untuk menyantuni para janda syuhada. Di antaranya adalah jika ada yang bersedia menikahi janda syahid akan diberikan tunjangan 2.500 USD dan fasilitas tempat tinggal. Mendengar itu, seorang suami di Kuwait bertanya, “Istriku bagaimana pendapatmu tentang program Hmas itu? Bagus sekali bukan?”
Sang istri mengangguk penuh semangat. “Betul sekali suamiku.”
Dengan mata berbinar si suami menyahut, “Jadi kamu mengizinkanku mengikuti program itu?
“Setuju!”
Alhamdulillah!”Tunggu sebentar suamiku!” potong sang istri. “Maksudku: ikutlah berjihad, syahidlah engkau, agar aku jadi janda! Maka aku akan ikut program itu, hingga insyaallah beroleh suami baru dan 2.500 USD!”
Kisah kedua: Ketika Syaikh Abu Bakr dipenjara, beliau dihardik dalam ritual penyiksaan pagi. “Pilihanmu Cuma tiga,” geretak si sipir,”hentikan semua ini! Atau hukum mati! Atau dibuang ke negeri jauh!”
Sahut beliau, “Alhamdulillah. Kata Ibnu Taimiyah, kalau dipenjara begini, rasanya rehat dan nikmat berdua dengan Allah. Kalau dibuang, berarti saya tamasya ke banyak tempat. Dan kalau aku dibunuh, aku bertemu Allah yang memang itu tujuanku.”
Mendengarnya, wajah si sipir memerah dan tangannya menggebrak dengan keras.”Kurang ajar Dimana Ibnu Taimiyah tinggal, hah?! Kami kami pasti akan mengkapnya!” geram si sipir. “Di kuburan Damskus!” Ujar beliau.
Cerita ketiga: Untuk menghindari lamanya siksaan, para tawanan sering meminta izin shalat dan memperlama shalatnya. Syaikh Abu Bakr berkata, “Aku mau shalat. Nanti ku ceritakan sejarah hubungan di antara negeri kita dan semua info yang pasti memuaskanmu!” Si sipir mengiyakan. Maka syaikh pun shalat dan membaca surat Al-Baqarah dari awal sampai akhir.
Begitu usai shalat, si sipir tersenyum meski gusar kelamaan menunggu, “Oke, jadi kau mau bekerjasama. Ayo ceritakan, semua info yang tadi kau janjikan.”
Jawab Syaikh, “Lha kan sudah, baru saja saya kisahkan lengkap sambil shalat!”
“Apa maksudmu?” tanya sipir.
”Oh,” sahut Syaikh, “Jadi Anda tidak menyimak? Baik, akan saya ulangi shalat saya!”. []
Sumber: Menyimak Kicau Merajut Makna/Salim A. Fillah/Pro-U Media