RASULULLAH ﷺ adalah teladan bagi umat manusia. Baik dalam kehidupan rumah tangga, maupun dalam cara dan perilakunya ketika berdakwah. Kesabaran Nabi ﷺ dalam menyebarkan Islam layak menjadi motivasi bagi kita semua. Cara dakwah Rasulullah ﷺ adalah metode yang semata-mata karena Allah SWT.
Rasulullah ﷺ telah menghadapi berbagai ujian dalam menyampaikan risalah, salah satunya pada peristiwa hari ‘Aqabah. Hari dimana ketika Rasululah ﷺ menawarkan agama Islam kepada Abdu Yalail bin abdi Kalal dan kaumnya, namun mereka enggan menerima kebenaran yang dibawa oleh beliau.
Hingga Jibril yang mengetahui penolakan itu menyerukan bahwasanya Allah telah mendengar penolakan dan bantahan dakwah yang disampaikan beliau.
Jibril pun telah mengutus Malaikat pengawal gunung Qarnuts Tsa’alib untuk melaksanakan apapun yang Rasulullah ﷺ perintahkan dan inginkan.
BACA JUGA: Proses Dakwah
Bahkan jika kedua gunung itu ditimpakan kepada mereka, sungguh Malaikat pengawal gunung itu akan melakukannya untuk Rasulullah ﷺ. Namun Rasulullah ﷺ justru menginginkan dan berharap semoga Allah SWT memberi mereka hidayah.
Sungguh cara dakwah Rasulullah ﷺ memiliki budi pekerti sangat mulia, padahal beliau bisa saja menghancurkan kaum yang mendustakannya itu. Mulianya akhlak Rasulullah ﷺ, karena setiap perilakunya tidak menyertakan hawa nafsu pribadi.
Pada hari ini kita melihat sebagian orang terburu-buru dalam berdakwah, berharap ingin segera memetik hasil. Hanya menginginkan penerimaan yang terburu-buru ingin dicapai, yang justru hal itu merusak dakwah dan mengotori keikhlasan.
Abdullah bin Mas’ud mengungkapkan, “Sampai sekarang masih terlintas dalam ingatanku saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengisahkan seorang Nabi yang dipukul kaumnya hingga berdarah. Nabi tersebut mengusap darah pada wajahnya seraya berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui’.” (Muttafaq ‘alaih).
Penting bagi kita untuk meneladani kesabaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan juga para Nabi dan Rasul terdahulu dalam berdakwah. Hal ini agar ajaran Islam ini bisa menggugah hati setiap manusia, dan dapat diterima dengan baik.
Dikutip dari buletin Tanwirul Afkar, Katib Ma’had Aly Situbondo Ustaz Khairuddin Habziz mengungkapkan bahwa As-Syahid Syekh Ramadhan Al Buthy dalam kitab Fiqh Sirah-nya telah menyebutkan tiga langkah kesuksesan cara dakwah Rasulullah ﷺ dalam menyebarkan Risalah Islamiyah.
Cara Dakwah Rasulullah ﷺ Pertama: Membangun masjid (Bina’ul Masjid)
Ustadz Khairuddin menjelaskan, selain membangun masjid secara fisik, cara dakwah Rasulullah ﷺ juga memakmurkan dan memberdayakannya. Menurut Ustadz Khairuddin, masjid saat itu benar-benar menjadi pusat pergerakan penataan dan perbaikan umat dengan segala demensinya. Dari persoalanan keagamaan hingga persoalan kenegaraan. Pada masa itu, masjid menjadi tempat yang sentral dan penting sekali dalam setiap lini kehidupan.
Cara Dakwah Rasulullah ﷺ Kedua: Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar (At-ta’akhi bainal Muhajirin wal Anshar)
Ustadz Khairuddin juga menjelaskan, Muhajirin dan Anshar merupakan dua elemen masyarakat yang kelak akan menjadi penunjang utama cara dakwah Rasulullah ﷺ. Persaudaran sejati yang dibangun berada dalam visi dan misi yang sama, yaitu la aisya illa aisyal akhirah. Artinya, tidak ada kehidupan hakiki kecuali kehidupan akhirat.
BACA JUGA: 5 Penyakit di Jalan Dakwah
Persaudaraan dalam akidah yang dilukiskan Nabi ibarat sebatang tubuh yang akan turut merasakan penderitaan saat ada salah satu anggotanya yang sakit. Sebagai makhluk sosial, membangun kebersamaan, persatuan dan kesatuan adalah keniscayaan dalam menggapai keberhasilan.
Cara Dakwah Rasulullah ﷺ Ketiga: Membangun Relasi Baik dengan Semua pihak di Luar Islam (Al alaqoh ma’a ghairil muslimin)
Ustaz Khairuddin menerangkan, cara dakwah Rasulullah ﷺ berkenan mengajak semua kalangan dengan latar belakang yang berbeda untuk bersama-sama menghadirkan kemaslahatan bagi umat manusia.
Perbedaan dan keragaman, jelas Ustaz Khairuddin, sejatinya adalah rahmat dan modal kekuatan yang dahsyat jika dikelola dengan baik. Sebaliknya, kata dia, hal itu juga bisa menjadi bom waktu jika salah dalam memenejnya.
Ustaz Khairuddin menyimpulkan, tiga kekuatan cara dakwah Nabi ﷺ inilah yang seharusnya menjadi teladan bagi para agen perubahan, baik tokoh agama, tokoh masyarakat dan para pemimpin negara dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. []
https://www.youtube.com/watch?v=rzKQhyeuUk8