BERGAUL merupakan kebutuhan manusia untuk berintraksi kepada sesama. Namun hal ini juga, harus memperhatikan beberapa etika dalam bergaul.
Karena Islam adalah agama yang mulia dan telah mengatur sedemikian mungkin tentang aspek kehidupan manusia termasuk dalam urusan pergaulan, agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti halnya konflik dan lain sebagainya.
Seperti firman Allah dalam Alquran:
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Artinya, Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai perbedaan sifat, bentuk dan suku yang berbeda. Karena Allah memerintahkan manusia untuk salaing mengenal dan mengasihi satu dengan yang lainnya.
Kata etika berasal dari bahasa yunani yaitu “ethos” artinya timbul dari kebiasaan, karakter dan kecenderungan. Dalam kata lain etika islami merupakan system yang mengatur tata cara tingkah laku seseorang dalam hidup bermasyarakat atau sosial.
Etika islami ini dilandasi oleh hukum islam terutama dalam pergaulan yang baik. Hal ini dijelaskan dalam Alquran:
“Hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebaikan (al-khair) menyerukan kepada ma’ruf (yang baik) dan melarang dari perbuatan munkar dan itulah orang-orang yang bahagia.” (QS. Ali-Imran: 104)
BACA JUGA: Menurut Ibnu Qayyim, 6 Hal Ini akan Berubah ketika Bergaul dengan Orang Saleh
Islam menjelaskan ada 3 etika dalam bergaul dengan orang lain:
1 Etika dalam Bergaul: dengan Orang yang Lebih Tua
Etika dalam bergaul dengan orang yang lebih tua, dalam agama Islam diajarkan bahwa untuk selalu berbuat baik, menghormati dan menghargai orang tua ataupun orang yang lebih tua.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bergaul dengan orang yang lebih tua diantaranya, menghormati dan senantiasa mengikuti nasihat baiknya. Tidak berkata kasar dan selalu menjaga perasaannya. Serta selalu memberi salam setiap kali bertemu dan senantiasa bertutur kata dengan lemah lembut dan menjaga sopan santun.
2 Etika dalam Bergaul: dengan Lawan Jenis
Etika dalam bergaul selanjutnya dengan lawan jenis. Dalam Islam juga telah di atur pola hubungan antara laki-laki dan perempuan serta memisahkan keduanya sesuai dengan syariat Islam yang berlaku.
Berikut merupakan etika dalam bergaul dengan lawan jenis yaitu dengan menghindari berkhalwat atau berdua duaan seperti halnya pacaran. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Jauhilah berkhalwat dengan perempuan. Demi (Allah) yang diriku berada dalam genggaman_nya, tidaklah berkhalwat seorang laki-laki dengan seorang perempuan kecuali syetan akan masuk diantara keduanya.” (HR. Al-Thabrani)
Etika selanjutnya tidak memandang lawan jenis dengan syahwat atau pandangan nafsu. Seperti dalam hadits Rasulullah ﷺ:
“Tidak dibolehkan seorang laki-laki melihat aurat (kemaluan) seorang laki-laki lain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh seorang laki-laki berselimut dengan laki-laki lain dalaam satu selimut baju, begitu juga seorang perempuan tidak boleh berselimut dengan sesame perempuan dalam satu baju.” (HR. Muslim)
BACA JUGA: Sebab Dicintai Allah, Bergaul dengan Orang-orang yang mencintai Allah
3 Etika dalam Bergaul: dengan Sebaya
Teman sebaya merupakan hubungan antar individu yang memiliki kesamaan dalam beberapa hala, termasuk sosial.
Teman sebaya adalah hal yang pertama kali memberikan sebuah pelajaran untuk hidup bersama orang lain bagi seseorang. Selain itu teman sebaya juga memberikan banyak sumber pengalam tentang dunia di luar keluarga, memberikan gambaran kemampuan diri sendiri dalam bersosialisasi, agar dapat membandingkan mana yang baik ataupun yang buruk.
Adapun dalam bergaul dengan teman sebaya, harus memperhatikan etika dalm bergaul agar tidak menimbulkan konflik yang tidak diinginkan.
Seperti senantiasa saling menghormati satu sama lain, karena ada beberapa kemungkinan memiliki beberapa perbedaan. Seperti, agama, suku, budaya, tradisi, pendidikan dan sebagainya.
Selanjutnya harus saling tolong menolong, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bias hidup jika seorang diri atau tanpa bantuan orang lain. Maka setiap manusia akan selalu membutuhkan bantuan dan pertolongan satu sama lainya.
Dalam hadis dijelaskan dari Abu Hurairah r.a Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Dan adab yang terakhir yaitu saling menasehati. Karena dalam sebuah kehidupan pasti ada kebenaran dan kesalahan, baik dalam pergaulan maupun dalam hal lainya. Sebab menjalin sebuah pertemanan pasti akan mengalami namanya perselisihan. Maka alangkah baiknya ketika ada teman yang salah atau bertengkar hendaknya diberi nasihat yang baik dan selalu diingatkan.
Allah SWT berfirman: “Dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Ashr:3) []
SUMBER