SHALAT merupakan ibadah yang mulia sehingga dijadikan sebagai tiang agama dan ia adalah ibadah spesial yang terima perintahnya secara spesial diterima langsung menghadap Allah SWT.
Shalat adalah ibadah yang pertama kali dihisab dari seorang hamba oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di Akhirat kelak. Jika shalat nya diterima maka amanlah amalan yang lain pun diterima, tetapi jika shalatnya tidak benar apalagi sampai tidak diterima, kerugian yang besar akan menimpa dirinya.
Maka perhatikanlah tiga golongan berikut ini yang shalatnya tidak diterima. Ini agar kita tidak termasuk golongan tersebut sehingga bisa terhindar dari kerugian di akhirat kelak.
Dalam sebuah hadist yang bersumber dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Ada tiga kelompok yang shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah).
BACA JUGA: Mengapa Wanita Haid Tidak Perlu Shalat dan Tidak Perlu Qodho?
1- Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya.
2- Istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya.
3- Dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan).
(HR Ibnu Majah I/311 no 971)
Pertama, lmam yang Dibenci (Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya)
Imam di sini bisa bermakna dua :
1. Imamatun Sughro (Imam Kecil) adalah imam shalat.
Apabila dia maju dan makmum tidak suka maka imam tersebut shalatnya tidak diterima.
Tentu ketidaksukaannya beralasan syar’i bukan alasan karena panjang ayatnya atau ruku’nya, tetapi karena dia fasiq, jahil dan pelaku bid’ah.
2. Imamatun Kubra (Pemimpin Umat) baik sulthan, khilafah, gubernur, presiden dan seterusnya.
Apabila jadi pemimpin yang tidak dicintai rakyatnya karena tidak amanah dan ketidakadilannya maka shalatnya tidak diterima bahkan bila dia berkhianat maka dia tidak mencium bau surga.
Sebagian ulama mejelaskan, masuk dalam kategori imam juga adalah orang-orang yang diberikan amanah sebagai pemimpin di lingkungannya. Seperti, Ketua RT, Ketua RW, Kepala Lurah hingga Presiden. Dan apabila para pemimpin tersebut dibenci oleh warganya, maka shalat nya tidak akan Allah terima.
Kedua, lstri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya.
Seorang istri yang membiarkan suaminya marah karena tidak terpenuhi kebutuhannya, sementara ia meninggalkannya tidur. Setiap shalat yang dikerjakan istri yang seperti itu akan sia-sia sampai ia meminta maaf dan meredakan kemarahan suaminya.
Ulamapun (Imam al Muzhir) berpendapat itupun juga sebaliknya bisa terjadi pada suami gara gara tidak melakukan kewajibannya sebagai suami pada istri (makan, pakaian, tempat tinggal, perhatian, dan pendidikan).
Marah yang tidak diterima shalatnya tentu dengan alasan yang dibenarkan secara agama. yaitu kewajiban suami dan istri tidak dilakukan dengan baik. Maka menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengajari ilmu berumah tangga tentang kewajiban menjadi suami dan istri dalam Islam.
Ketiga dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan)
Dua orang saudara, baik saudara kandung maupun saudara seiman, yang saling mendiamkan serta memutuskan hubungan mereka. Kedua orang tersebut tidak akan mendapatkan balasan apapun dari shalat yang dikerjakannya sampai ia berbicara atau menyambung kembali hubungan yang diputuskannya.
Dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan)/berkonflik/bertikai. Baik saudara kandung atau saudara semuslim karena semua orang mukmin adalah ikhwah.
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk menghajr (memboikot) saudaranya lebih dari 3 malam (yaitu 3 hari). Mereka berdua bertemu namun yang satu berpaling dan yang lainnya juga berpaling. Dan yang terbaik diantara mereka berdua yaitu yang memulai dengan memberi salam.” (Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Im?m Bukhari dan Imam Muslim)
Maka walaupun shalatnya banyak sekali tetapi semasa hidup mereka bertikai maka shalatnya tidak diterima tidak terangkat. Bahkan tidak memutus persaudaraan tidak diterima amalannya dan tidak masuk surga.
BACA JUGA: Rajin Shalat tapi Dikumpulkan bersama Orang yang Tidak Shalat, Siapa Dia?
“Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, (memutus tali silaturahmi).” (Mutafaqun ‘alaihi)
Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda : “Telah dibukakan pintu-pintu surga setiap hari Senin dan Kamis. Maka seluruh hamba yang tidak berbuat syirik kepada Allah sama sekali akan diberi ampunan oleh Allah, kecuali seorang yang dia punya permusuhan antara dia dengan saudaranya.”
Maka dikatakan kepada para malaikat: “Tangguhkanlah (dari ampunan Allah) dua orang ini sampai mereka berdua damai.” (HR Muslim no. 2565)
Mudahan kita tidak termasuk dalam tiga golongan orang yang shalat tapi shalatnya tidak diterima oleh Allah SWT. Aamiin
WAllah u’alam. []
NTB. KEMENAG.GO.ID