“Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan [1] sehat badannya, [2] aman pada keluarganya, dia [3] memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya“. (HR. Ibnu Majah, no: 4141, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir no. 5918).
HADITS di atas menununjukkan bahwa kenikmatan dunia bukan ditandai dengan punya harta yang banyak, punya rumah dan kendaraan mewah, atau sering pelesiran ke luar negeri. Namun Rasulullah SAW menunjukkan bahwa kenikmatan dunia itu cukup dengan tiga hal, yakni:
1 Waktu pagi dalam keadaan sehat badannya
Tidak mungkin kita berangkat ke masjid ketika kita sakit dan salah satu udzur syar’i seseorang tidak menghadiri sholat berjama’ah adalah ketika dia sakit, Nabi SAW menyebutkan dalam hadits:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang“. (HR. Al-Bukhari).
BACA JUGA: Hal Sekecil Apapun, Pasti Tersimpan Nikmat Allah SWT
Silakan mengunjungi rumah sakit karena kita banyak diperintahkan untuk menjenguk orang yang sakit, kata Nabi SAW bersabda:
إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ.
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba“. (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).
Ini hadits keutamaan menjenguk orang sakit, kita datang ke rumah sakit melihat kondisi dan keadaan orang – orang yang sakit dan jika ada hadiah atau bingkisan kita bawakan kepada mereka adapun jika tidak ada maka tidak mengapa, kita perlu mendoakan saudara kita, kita menhiburnya dan meletakkan tangan kita ditempat yang sakit pada tubuhnya kemudian kita membaca doa:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi”. (HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191)
Setelah itu kita membaca surah Al-Fatihah berulang kali kemudian kita tiupkan dan ini bisa dilakukan oleh siapapun karena ini di antara adab menjenguk orang sakit, jadi jika kita menjenguk orang sakit kita obati dengan doa bukan hanya mengharapkan dokter bahkan juga obat yang paling mujarab, adab yang lain adalah menghiburnya dan jangan menakut – nakutinya, jangan kita berkata kepadanya: “Kemarin tetangga saya memiliki penyakit sepertimu dan dia telah meninggal.”
Termasuk di antara adab menjenguk orang yang sakit jangan berlama – lama berada ditempat itu termasuk melihat jam besuk dan jika perlu beritahu sebelumnya bahwa kita akan mengunjunginya karena terkadang pasien butuh istrahat, menjenguk orang yang sakit hanya sekedarnya saja kecuali kata para ulama kita melihat bahwasanya keberadaan kita di situ dapat membahagiakan dia, tapi jika sudah waktunya tidur kemudian ada isyarat dari keluarganya atau misalnya pasien bertanya:”Kamu naik apa kesini”, kita berkata:”Naik motor”, ia berkata:”Hati – hati nanti ketika kamu pulang“, ini di antara isyarat bahwasanya kita disuruh untuk pulang begitupula ketika kita bertamu ke rumah orang lain juga ada adabnya misalnya kita mengetuk pintu sampai tiga kali dan tidak ada jawaban atau yang punya rumah berkata:”Saya belum bisa menerima tamu sekarang”, jika dia berkata demikian maka silahkan pulang dan jangan berkecil hati sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an.
2 Aman pada keluarganya
Tidak ada gangguan meninggalkan keluarga kita dirumah menuju masjid melaksanakan shalat, kita merasakan keamanan ketika berangkat ke masjid, setelah shalat kita mendengarkan pengajian dan kita tidak khawatir akan keluarga dirumah begitupula tidak mengkhawatirkan keselamatan hidup kita dan ini adalah nikmat yang sangat besar di sisi Allah SWT.
BACA JUGA: Nikmat Perusak Kenikmatan
Nikmat baru kita rasakan ketika dicabut oleh Allah SWT atau ketika kita membandingkan dengan saudara-saudara kita yang diharamkan dari nikmat itu. Coba kita lihat saudara-saudara kita yang ada di Uighur mereka berada dalam penjara raksasa, mereka tidak leluasa beribadah kepada Allah SWT bahkan dipaksa untuk murtad dari agamanya dan jika mereka tidak murtad maka mereka disiksa bahkan telah banyak yang menjadi korban karena dibunuh. Lihat juga kondisi dan keadaan yang ada di Gaza, Palestina dan di Suriah, di Burma dan sebagian yang ada dibelahan bumi ini kondisi dan keadaan yang dialami oleh saudara – saudara kita di mana kehormatan mereka terancam bahkan dibunuh di hadapan keluarga mereka.
Adapun di negeri kita Allah memberikan keamanan, Allah memberikan kepada kita ketenangan dan Allah SWT memerintahkan jika nikmat itu kita rasakan maka syukuri dengan ibadah dan semakin kita tingkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT.
3 Dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu
Allah yang memberikan kepada kita makanan sehingga tidak merasakan kelaparan dan memberikan kepada kita keamanan dari rasa takut sebagaimana yang kita rasakan. []
SUMBER: MIM