KETIKA sudah menjadi sepasang suami istri, keduanya tentu akan selalu bersama. Setiap waktu dan hari-hari mereka akan saling melengkapi satu sama lain. Besar kemungkinan juga membuat keduanya harus saling terbuka. Karena keharmonisan rumah tangga akan terjalin apabila ada kejujuran di antara keduanya, suami maupun istri.
Rasulullah ﷺ pun memerintahkan kepada kita agar tidak melakukan sesuatu di luar pengetahuan suami. Sebagaimana tertera dalam sabdanya, “Janganlah seorang istri menginfakkan suatu (harta dari dalam rumah suaminya melainkan dengan seizinnya.” Beliau kemudian ditanya, “Tidak pula makanan, wahai Rasullah? “Beliau menjawab, “Itu adalah hata kami yang paling utama,” (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Meski sikap keterbukaan antara suami istri sangat penting, tetapi ada beberapa hal yang boleh disembunyikan istri dari suaminya. Apa saja?
1. Menyembunyikan amalan-amalan shaleh
Hal pertama yang boleh disembunyikan istri dari suaminya yakni tentang amalan. Amalan-amalan shaleh yang dilakukan istri boleh disembunyikan dari suami mereka. Misalnya mengerjakan shalat-shalat sunnah. Namun demikian, seorang istri tetap harus minta izin ketika akan melakukan puasa sunnah.
Kenapa harus disembunyikan? Tak lain agar seseorang terhindar dari sifat riya. Biarkan hanya kita dan Allah subhanahu wa ta’ala saja yang mengetahui ibadah tersebut.
BACA JUGA
Menjadi Istri Dermawan
Janganlah Engkau Menjelek-jelekkan Istrimu
2. Menyembunyikan beberapa aib
Lalu, hal yang boleh disembunyikan istri dari suaminya yakni tentang aib. Ada beberapa aib pada dirinya yang bila ia britahukan kepada suami, maka hal itu akan menyebabkan suami membenci dan memarahinya, di mana hal itu akan merenggangkan hubungan suami istri serta merobohkan pondasi-pondasinya.
3. Menyembunyikan kemaksiatan
Hal terakhir yang boleh disembunyikan istri dari suaminya adalah menyembunyikan kemaksiatan-kemaksiatan yang terjadi antara dia dengan Allah. Sebab Nabi ﷺ telah memerintahkan umatnya agar menutupi aibnya dari orang lain jika ia bermaksiat kepada-Nya.
Seperti sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahihnya dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Setiap umatku yang bermaksiat akan diampuni, kecuali merka yang terang-terangan bermaksiat. Sesungguhnya yang termasuk terang-terangan ialah jika seseorang melakukan satu perbuatan (maksiat) di malam hari, kemudian tiba pada pagi harinya -sementara Allah sudah menutupi perbuatan tersebut- ia berkata, “Wahai fulan semalam aku telah berbuat begini dan begini. ‘Padahal malam itu Allah tetap menutupi perbuatannya, namun pagi harinya dia justru menyingkap penutupan Allah tersebut dari dirinya.” []
SatuMedia