DUNIA hanya sementara sedangkan akhirat adalah kekal. Karena itu tujuan hidup seorang Muslim adalah akhirat, bukan dunia. Akhirat (surga) merupakan puncak cita-cita seorang Muslim. Orang yang beriman dan berakal tidak akan terlena dengan dengan hingar bingar dunia. Ia juga akan memandang dunia dan akhirat dengan sudut pandang yang benar.
Secara kasat mata, pecinta dunia terlihat sedang mengumpulkan banyak pundi-pundi kebahagiaan. Padahal yang dikumpulkan adalah segala kegelisahan, keletihan dam kerugian yang akan terus melekat.
BACA JUGA: Ketika Rasa Aman Menyebar dan Kemakmuran Merata di Dunia
Cinta kepada dunia yang melebihi akhirat seperti itu berpotensi menjadi sumber segala keburukan dalam hidupnya. Siapa saja yang menjadikan dunia sebagai ambisinya dan segala sesuatu ia jadikan demi duniamaka orang yang kondisinya demikian akan diberi hukuman oleh Allah SWT dengan tiga hukuman yang disegerakan, yakni:
1 Hidupnya tercerai berai
Ia akan menjadi orang yang hatinya tercerai-berai, pikirannya kacau, banyak cemas terhadap urusan-urusan dunia, sekalipun hanya sepele. Harta, keluarga dan tanggungannya membuatnya terpisah, sekalipun mereka berada di hadapan matanya, sebagai akibat dari mementingkan dunia saja.
2 Dilanda kefakiran
Ia tidak pernah merasa puas, sehingga membuatnya selalu berhajat di balik kesenangan dunia dan perhiasannya. Ini tentu saja membuatnya semakin letih, sedih dan cemas. Ia boros terhadap kesenangan dunia dan hal yang bersifat hura-hura, namun amat bakhil di dalam bersedekah dan berbuat kebajikan.
Dunia akan lari darinya
Ia mencarinya namun dunia menjauhinya. Ia berlari mengejar dan meminum darinya seperti orang yang menimba air di laut untuk diminum; namun setiap diminum, ia semakin merasakan haus dan dahaga. ‘Utsman bin ‘Affan ra berkata, “Ambisi dunia adalah kegelapan di hati, sedangkan ambisi akhirat adalah cahaya di hati.”
Selain itu, pecinta dunia juga secara tidak sengaja mengumpulkan beberapa derita yang akan terus melekat pada dirinya. Dalam kitab Mawâridul Amân al-Muntaqa min Ighâtsatil Lahafân , Ibnul Qayyim berkata, “Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) Kerugian yang tidak pernah berhenti.”
Tiga derita yang disebutkan di atas akan terus menemani kehidupan seseorang yang mencintai dunia di atas segalanya. Yang demikian disebabkan oleh rusaknya iman dan rusaknya akal. []
SUMBER: TAZKIYATUN NUFUS