MEMAKAI pakaian sudah syar’i, menutupi seluruh tubuh, tidak ketat, tidak transparan, jilbab juga sudah terhulur rapi. Tapi aneh, terkadang godaan masih saja datang dari lelaki iseng.
Godaan dari lelaki iseng—mungkin untuk ukuran ikhwan persentasenya kecil, bukan hanya milik mereka yang berpakaian kekurangan bahan saja. Sering kali, walaupun kita sudah memakai jilbab, masih saja ada yang bersiul seakan kita burung merpati atau bahkan sekadar ‘say hai’ tanpa tujuan yang jelas.
Biasanya mereka berdalih iseng, padahal memang tidak ada pekerjaan lain saja. Sering juga mereka melontarkan kata-kata yang tidak senonoh. Standarnya cowok usil ini kalau bertemu akhwat pura-pura mengucapkan salam dan semacamnya.
Mungkin hal seperti ini bisa menimpa kita saat pulang sekolah dan melewati sekelompok lelaki yang nongkrong di pinggir jalan. Bisa juga saat asyik menunggu bis atau mikrolet yang akan mengantar kita ke kantor atau kampus.
Bahkan ketika disuruh ibu beli garam di warung belakang rumah pun tidak lepas dari godaan lelaki iseng. Perlu diingat, tempat yang paling rawan godaan untuk perempuan adalah Mall.
Sebenarnya jika hanya sekadar say hello, lebih baik lewati saja. Sudah menjadi urusan yang serius saat lelaki usil ini nekat menggoda kita sampai dengan kontak fisik. Dan Sayangnya, fenomena seperti ini sudah menjadi menu sehari-hari kita.
Jadi supaya selamat, kita harus tahu jurus apa yang digunakan. Tapi tentunya bukan jurus ilmu bela diri.
Pertama, tundukkan pandangan! Tapi bukan berarti mesti jalan sambil menunduk terus. Menundukkan pandangan maksudnya mata kita dijaga dari hal-hal yang tidak seharusnya kita lihat.
Sebagai manusia biasa, terkadang tiba-tiba saja kita melting saat yang menggoda itu bersih dan tidak bisa dibilang tidak ganteng, misalnya saja mirip Dude Herlino (huahh!!!). Karena yang menggoda itu ganteng, kamu jadi ridho untuk digoda. Tentang hal ini Allah swt sudah mengingatkan: “Katakanlah kepada mukmin perempuan, hendaklah menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka. ….” (QS an-Nuur [24] : 31)
Kedua, gaya berpakaian kita sebenarnya lah yang juga mengundang. Dalam Islam ada aturan berbusana khusus bagi perempuan ketika keluar rumah, yaitu menutup seluruh aurat kecuali muka dan telapak tangan. Lengkap dengan kerudung dan jilbabnya.
Tapi memang jika laki-laki sudah akut isengnya, tidak melihat dimana dan siapa sasaran godaannya, yang penting menggoda. Penting sekali untuk kita memperhatikan jilbab kita supaya lebar dan tidak tipis.
Jangan seperti lemper, menutup aurat tapi lekuk tubuh masih kelihatan ketat. Allah Swt. berfirman: “Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang kelihatan dari-padanya…” (QS An- Nuur [24] : 31).
Firman Allah lainnya: “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perem-puanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengu-lurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (QS al-Ahzab [33]: 59)
Ketiga, jangan dipedulikan! Kalau godaan itu ‘cuma’ dengan siulan, atau ucapan-ucapan dan tidak merambah ke fisik, lebih baik jangan dipedulikan. Karena jika ditanggapi, mereka akan menjadi-jadi dan tidak jera.
Laki-laki penggoda itu akan bertambah senang jika godaan mereka ditanggapi atau dijawab. Entah jawaban itu bernada ketus, sinis, marah, atau mencaci-maki, semua itu tidak akan membuat mereka menjadi jera.
Selain kita akan terlihat tidak bijak karena berjilbab tapi masih hobi memaki orang, secara tidak langsung kita juga menjatuhkan harga diri kita sendiri di depan umum. Waspadalah! Lagipula, umumnya lelaki penggoda itu akan segan menggoda mereka yang ‘diam’ dalam arti tidak peduli dan tidak menanggapi godaan-godaan mereka.
Sudah tahu jurusnya? Mari kita coba terapkan, karena memang umumnya lelaki penggoda juga melihat tampilan luar diri kita sebelum menggoda. Tetapi jika menggoda dengan kata-kata “Ibu Haji”, amini saja supaya hal tersebut menjadi do’a buat kita. []
SUMBER: ON SUNNAH