CIAMIS–Tiga bersaudara warga Gunungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis diduga keracunan permen lipstik jari. Bahkan salah seorang di antaranya meninggal saat perjalanan menuju RSUD Ciamis. Kabar keracunan tiga bocah yang diduga mengonsumsi permen lipstik jari tersebut kali pertama muncul di media sosial.
Tiga bocah diduga keracuanan permen. Ketiganya adalah anak pasangan Aef Saeful Hidayat dan Ai Yulia, tersebut yakni Muhamad Rizki (10) meninggal saat perjalanan menuju ke rumah sakit. Sedangkan dua adiknya yakni Muhamad Rifki (7) dan Muhamad Syarif Hidayat (4) sembuh setelah telah mendapat perawatan di rumah sakit.
BACA JUGA: Beredar Isu Pakai Masker Bisa Keracunan CO2, Ini Kata Dokter
Pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima pasien akibat keracunan namun belum bisa memastikan penyebabnya karena harus melakukan tes laboratorium lebih dulu.
“Pada hari Sabtu (29/8/2020) malam, kami menerima pasien yang dengan diagnosa mengalami dehidrasi berat. Keluhannya diare, muntah, pusing. Namun demikian kami tidak bisa memastikan penyebabnya, karena harus melalui penelitian lebih lanjut,” tutur Direktur RSUD Ciamis Rijali, didampingi Kasi Pelayanan Eri Arifah, Selasa, (1/9/2020).
Aef mengungkapkan tiga putranya yang diyakini keracunan setelah makan permen lipstik jari. Ketiga putranya tengah senang mengumpukan bungkus permen tersbeut. Bungkus permen disusun, dipajang.
Aef menuturkan bahwa pada Kamis (27/8/2020) ketiga putranya serentak mengalami diare, muntah, serta mengeluh kepala pusing. Menghadapi kondisi tersebut Aef memberi cairan oralit, serta obat. Dengan harapan kondisinya akan semakin baik. Akan tetapi justru tidak segera sembuh.
“Awalnya saya kira muntaber biasa. Saya kasih oralit dan obat , tetapi tidak kunjung sembuh, Hingga hari Sabtu keadaan juga tidak semakin baik, langsung dibawa ke rumah sakit. Anak pertama tidak tertolong. Sedangkan dua lagi, alhamdulillah sudah sembuh,” ungkap Aef.
BACA JUGA: 2 Cara Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan
Lebih lanjut Aef mengungkapkan tidak mengetahui darimana putranya membeli permen jari. Hanya saja di rumah ada beberapa bungkus plastik permen tersebut tidak dibuang , akan tetapi dipajang, dijadikan mainan.
Dia juga berharap mudah-mudahan tidak ada korban lagi, serta pedagang lebih hati-hati, waspada terhadap keamanan barang yang dijualnya.
“Mungkin ini merupakan cobaan bagi keluarga saya. Mudah-mudahan kejadian serupa tidak terulang lagi,” tuturnya. []
SUMBER: PIKIRAN RAKYAT