2. Fadhalah bin Umair Ingin Membunuh Rasulullah SAW
KISAH kedua datang dari seorang musyrik yang bernama Fadhalah bin Umair. Pada masa penaklukan Mekah, Fadhalah bin Umair pergi ke Mekah dan berthawaf di Baitullah. Dia masih dalam keadaan musyrik, tetapi berpura-pura Islam. Dia ingin membunuh Rasulullah SAW yang juga sedang berada di Baitullah. Dia mencari cara agar bisa mendekati Rasulullah SAW. Namun tiba-tiba, Rasulullah SAW lebih dulu menyapanya sebelum dia sempat berbuat sesuatu.
“Apakah engkau Fadhalah?” tanya Rasulullah SAW.
“Benar, Fadhalah wahai Rasulullah,” jawabnya.
“Apa yang sedang engkau katakan kepada dirimu?” tanya Rasul.
“Tidak ada, aku sedang berdzikir kepada Allah SWT,” jawab Fadhalah menyembunyikan isi hatinya dari manusia, tetapi tidak bisa menyembunyikannya dari Allah SWT, yang kemudian menginformasikannya kepada Rasulullah SAW lewat Jibril. Hingga Allah SWT pun mengubah hatinya dari benci kepada Rasulullah SAW menjadi cinta yang luar biasa besar kepadanya.
3. Wanita Yahudi Berusaha Meracuni Rasulullah SAW
Sejarah bangsa Yahudi tidak lepas dari kisah pembunuhan para nabi dan rasul Allah. Beberapa nabi sebelum Nabi Muhammad SAW mereka bunuh lantaran para nabi itu mengajak mereka beriman kepada Allah, Nabi Isa AS adalah salah satu yang menjadi target pembunuhan mereka. Mereka mengira berhasil membunuhnya, tetapi Allah lebih dulu mengangkat Nabi Isa AS, dan orang yang mereka bunuh adalah orang diserupakan dengan Nabi Isa AS.
Mereka pun menjadi bangsa yang dimurkai Allah, karena berani membunuh para nabi dan utusan-Nya.
Nabi Muhammad SAW tidak lepas dari teror rencana pembunuhan yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi. Salah satu kisah usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang Yahudi adalah yang dilakukan oleh seorang wanita Yahudi dari Khaibar lewat seekor domba bakar yang dihadiahkan kepada Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Para sahabat telah terlanjur memakan daging domba itu. Sementara Rasulullah SAW belum menelannya ketika tiba-tiba daging domba itu berkata kepada Rasulullah SAW bahwa ia telah diracuni. Rasulullah SAW kemudian berteriak menyuruh para sahabat untuk tidak memakannya. Akan tetapi, sahabat beliau, Bisyr bin al-Barra’ bin Ma’ruf telah terlanjur menelan daging beracun itu.
Dalam Shahiihain, Bisyr disebutkan langsung meninggal di tempat. Ada juga riwayat lain yang menyatakan, dia tidak meninggal di tempat, tetapi meninggal pada tahun terjadinya peristiwa itu.
Sementara nasib wanita Yahudi itu, dalam kitab Shahiihain, berdasarkan riwayat dari Syu’bah bin Zaid dari Anas bin Malik, disebutkan bahwa Rasulullah SAW memaafkannya. Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Jabir disebutkan, perempuan itu kemudian dibunuh. Al-Baihaqi mengatakan, awalnya perempuan itu dimaafkan. Akan tetapi, karena ada sahabat yang meninggal karena racunnya, dia pun dibunuh.
Selain ketiga peristiwa yang telah disebutkan di atas, Rasulullah SAW mengalami beberapa kali percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang kafir dan orang-orang Yahudi. Semua peristiwa itu lebih dahulu diketahui oleh Rasulullah SAW sebelum mereka benar-benar melakukannya.
Semua kegagalan itu merupakan bukti kebenaran risalah yang dibawanya, dan bahwa dia benar-benar seorang Nabi yang Allah SWT utus kepada manusia,
ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Sungguh, Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan peringatan. Dan engkau tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka,”(QS. Al-Baqarah: 119). [mila/islampos]
Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit: Penerbit Almahira/2012