SESUNGGUHNYA kejujuran itu sangat terpuji dalam syari’at. Allah ta’ala telah menjelaskan bahwa kejujuran itu merupakan sifat orang yang beriman. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu; dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar” (QS. Al-Hujuraat : 15).
Tidaklah kejujuran itu akan membawa pelakunya kecuali kepada surga. Rasulullah Saw bersabda,
“Berpegangteguhlah pada kejujuran karena kejujuran membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa kepada surga. Dan sesungguhnya seseorang senantiasa berbuat jujur dan memilih kejujuran hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan hati-hatilah kamu terhadap kedustaan karena kedustaan membawa kejahatan dan kejahatan itu membawa kepada neraka. Dan sesungguhnya seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta“ (HR. Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi, ada beberapa hal yang dikecualikan dimana orang yang jujur malah tidak mendapat sanjungan sebagaimana di atas. Berikut penjelasannya,
BACA JUGA: Jujur, Sifat Orang Beriman, Dusta, Sifat Orang Munafik
1. Ghibah
Ghibah atau menggunjing (ngrumpi, nggosip) merupakan perkataan jujur yang tercela dan merupakan khianat terhadap aib-aib kaum muslimin yang seharusnya ditutupi. Rasulullah Saw bersabda :
“Apakah kalian tahu apa ghibah itu ?” Para shahabat menjawab : ”Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”. Beliau bersabda : ”Jika kamu menyebut saudaramu tentang apa yang ia benci, maka kamu telah melakukan ghibah”. Beliau ditanya : ”Bagaimana jika sesuatu yang aku katakan ada pada saudaraku?” Beliau menjawab : ”Bila sesuatu yang kamu bicarakan ada padanya maka kamu telah melakukan ghibah, dan apabila yang kamu bicarakan tidak ada maka kamu telah membuat kebohongan atasnya “ (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi).
2. Namimah (mengadu domba)
Namimah lebih tercela dan lebih buruk daripada ghibah. Disamping itu merupakan pengkhianatan dan kehinaan yang kemudian berakhir dengan percekcokan, pemutusan silaturahim, dan kebencian di antara teman.
Meskipun apa yang diucapkan adalah hal yang benar adanya namun orang yang mengadudomba atau menyebarkan kebencian sungguhlah perilaku yang sangat di benci oleh Allah SWT. Tidak disangsikan lagi bahwa namimah termasuk salah satu jenis dosa besar. Oleh karena itu Rasulullah Saw melarang namimah dengan sabdanya,
“Tidak akan masuk surga orang yang mengadu domba” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
BACA JUGA: Adu Domba
3. Menyebarkan Rahasia
Menyebarkan rahasia adalah satu kejujuran yang sangat tercela dan merupakan bukti pengkhianatan dari pelakunya. Ia merupakan satu sikap khianat terhadap amanah. Allah SWT telah mengabadikan satu contoh dalam Al-Qur’an:
”Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. At-Tahrim : 3).
Ayat di atas berisi terkandung satu teguran bagi Ummul-Mukminin Hafshah binti ’Umar bin Al-Khaththab ketika ia membocorkan rahasia Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam yang seharusnya ia simpan. Ia melakukannya karena rasa cemburu dengan madunya (istri beliau shallallaahu ’alaihi wasallam yang lain). Setelah mendapat teguran dari Allah dan Rasul-Nya melalui ayat tersebut, maka ia adalah salah satu wanita yang paling cepat sadar akan kesalahannya, bertaubat, dan kembali kepada kebenaran. []
SUMBER: ABUNIDA