SABAR memang suatu sikap yang mudah diucap namun sulit direalisasikan. Pasalnya, sabar itu membutuhkan kesungguhan dalam melapangkan hati. Sedang kita tahu bahwa seringkali diri kita tak bisa menahan hati untuk berlapang dada. Sehingga, sabar menjadi hal yang begitu menyakitkan.
Padahal, jika kita berusaha menahan diri dari hawa nafsu, maka sabar akan terasa lebih mudah. Kita hanya perlu menerapkan sikap tenang dalam situasi apapun. Meski ujian terus datang dengan cukup berat, maka dengan sabar akan terasa lebih ringan. Dan dari sabar, kita pun akan memperoleh rahmat serta kehidupan yang lebih tenteram.
Nah, untuk itu berusahalah bersikap sabar. Terapkanlah sabar dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam tiga bentuk kesabaran ini nih.
1. Sabar dalam Menerima Takdir Allah Subahanahu wa Ta’ala
Allah telah berfirman yang memerintahkan kita untuk bersabar dalam melaksanakan ketetapan Allah. Takdir merupakan ketetapan Allah. Di dalan takdir seseorang, ada takdir yang buruk dan ada yang baik. Sebagai hamba Allah, kita harus menerima segala takdir tersebut tanpa harus protes. Karena setiap takdir yang telah ditetapkan pasti ada hikmah di baliknya.
Meskipun demikian, kita tidak boleh menjadikan takdir alasan saat melakukan kemasiatan dan dosa. Wajib bagi seorang muslim untuk ridha terhadap takdir yang diberikan Allah pada kita. Saat kita mengalami takdir yang buruk, seperti musibah, sakit maupun kematian, maka ingatlah bahwa dahulu para Rasul mengalami takdir yang lebih berat. Untuk itu, kita harus belajar bersabar pada para Rasul.
2. Sabar dalam Melaksanakan Ketaatan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sebuah dalil menjelaskan bahwa diperintahkan untuk keluarga kita mendirikan shalat dan bersabar dalam memerintahkannya. Berdasarkan ayat tersebut, dijelaskan sabar dalam melaksanakan ketaatan dimana seorang suami yang harus bersabar dalam memerintahkan istri dan anak-anaknya untuk menunaikan shalat. Karena memang itulah kewajiban seorang suami yang menjadi pemimpin rumah tangga. Sehingga harus memerintahkan keluarganya dalam kebaikan.
Ayat lain menjelaskan bahwa kita harus bersabar pada orang yang senantiasa berdoa pada Allah di pagi hari dan sore hari dengan mengharapkan wajah-Nya. Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita harus bersabar dalam menyerukan kebaikan dan bersabar saat ada sesuatu yang tidak menyenangkan dari teman atau sauadara kita.
3. Sabar dalam Menjuahi Kemaksiatan
Kisah Nabi Yusuf menjadi pelajaran bagi kita untuk bersabar dalam menjauhi kemaksiatan. Suatu ketika beliau diajak berzina oleh istri orang lain di tempat yang aman dan tertutup rapat agar tidak ada orang lain yang tahu. Selain itu, wanita yang merupakan istri dari al-‘aziz itu memiliki kekuatan dan kekuasaan terhadapnya, tapi Nabi Yusuf menghindari ajakan itu. Padahal wanita itu sangatlah cantik dan dirinya sendiri merupakan seorang pemuda yang masih belia sehingga lebih mudah tergoda untuk melakukan zina.
Nabi Yusuf memilih untuk bersabar dalam menjauhi perbuatan maksiat itu, bahkan ia rela dipenjara. Seperti halnya yang ada di dalam firman-Nya yang mengatakan bahwa Nabi Yusuf lebih baik dipenjara daripada memenuhi ajakan maksiat itu. Beliau juga mengatakan bahwa jika ia tertipu dengan tipu daya itu dan cenderung memenuhi keinginan maksiat mereka, maka ia masuk dalam kaum orang-orang bodoh. []