KAUM Muslim yang hidup pada zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, banyak yang hidup dengan kondisi yang kekurangan. Orang-orang yang masuk Islam pada masa awal mayoritas kerabat Rasulullah dan para budak kaum Quraisy. Bukan hanya itu banyak pula yang meninggalkan kekayaan hanya demi Islam. Mereka ada sebagian yang diusir oleh keluarganya sehingga harus meninggalkan kehidupan mewah yang penuh kesenangan dan berlari menuju Islam dengan berharap surga sebagai tempat sebaik-baik kembali.
Dikisahkan suatu ketika Qabishah bin Mukhariq, atau dikenal dengan nama kunyahnya Abu Bisyr, adalah seorang sahabat yang hidupnya dalam kekurangan, sementara anggota keluarganya cukup banyak. Ia merasakan beban yang ditanggungnya begitu berat sehingga ia tak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, yang sebenarnya tidak begitu banyak. Karena itu ia datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku mohon bantuan untuk meringankan beban kehidupan keluargaku!”
BACA JUGA: Perlakuan Khalifah Umar kepada Orang Yahudi yang Fakir
Ketika itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sedang tidak memiliki apapun untuk diberikan, beliau berkata, “Tunggulah sampai ada zakat datang kesini, nanti akan aku perintahkan si Amil untuk memberikan bagian kepadamu!”
Setelah mengucapkan terima kasih dan pamit, Abu Bisyr melangkah untuk pulang. Tetapi baru beberapa langkah, Rasulullah memanggilnya kembali. Abu Bisyr kembali menghadap Rasulullah dan beliau bersabda, “Wahai Qabishah, sesungguhnya meminta-minta itu tidak diperbolehkan kecuali karena tiga alasan.”
Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan dengan terinci siapa saja yang dibolehkan meminta-minta, dan batasan- batasannya, yakni :
1. Seseorang yang menanggung beban kehidupan sangat berat, ia boleh meminta-minta untuk memperingan beban kehidupannya. Jika telah terasa ringan, ia harus mengekang/menahan diri dari meminta-minta.
2. Seseorang yang ditimpa musibah atau kecelakaan sehingga seluruh hartanya habis, ia boleh meminta-minta sehingga ia memperoleh kehidupan yang layak. Setelah kehidupannya dirasa layak, ia harus menahan diri dari meminta-minta.
BACA JUGA: Yahudi Itu Mengatakan Allah Fakir
3. Seseorang yang sangat miskin, sehingga setidaknya ada tiga orang bijaksana di antara kaumnya yang berkata tentang dirinya, “Si fulan ini benar-benar miskin”, maka ia boleh meminta-minta sehingga ia memperoleh kehidupan yang layak.
Artinya, terlarang meminta-minta sampai melebihi kebutuhan standar kehidupan layak, apalagi sampai menjadikan simpanan atau tabungan hanya demi meraih kesenangan.
Setelah menjabarkan panjang lebar, Rasulullah bersabda lagi, “Wahai Qabishah, meminta-minta selain karena tiga sebab tersebut adalah usaha yang terlarang, dan orang yang memakannya berarti memakan barang yang haram!” []
Sumber: Kisah Sahabat Nabi/ Az-Zikr Studio/ 2016