IBLIS, guru utama para setan, ternyata punya sebuah ‘madrasah’. Jika setan tak mampu mnyelesaikan suatu perkara, mereka akan perdi kepada iblis untuk meminta ‘pencerahan’.
Di madrasah iblis itu, dia mengajarkan berbagai pelajaran penting yang bisa membahayakan manusia. Apa saja sih yang diajarkannya itu?
1. Jangan berputus asa
Ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa pada saat Nabi Isa dilahirkan, para setan mendatangi iblis dan berkata, “Berhala-berhala itu pun menundukan kepalanya (bentuk kiasan dari ajaran dari berhala yang akan ditinggalkan).”
Iblis berkata, “Ini merupakan peristiwa baru yang menimpa kalian.”
BACA JUGA: Jin, Setan, dan Iblis, Ini Bedanya
Iblis lalu melakukan pengecekan ke seluruh penjuru dunia. Tak ada yang istimewa menurut pengamatannya, kecuali satu hal. Kelahiran Nabi Isa itu ada dalam naungan para malaikat di sekelilingnya. Dia pun telah mengambil sebuah kesimpulan.
Iblis lalu kembali kepada muridnya, para setan. Dia menyampaikan hasil temuannya.
“Sesungguhnya seorang nabi telah dilahirkan tadi malam. Aku pasti menunngu semua wanita yang hamil dan melahirkan, namun tidak pada proses kelahiran Nabi tersebut. Karena itu, sudah tak ada harapan bagi kalian. Sejak malam ini tak usah berharap berhala-berhala itu akan disembah lagi oleh manusia,” kata iblis.
Dia pun akhirnya memerintahkan sesuatu yang tak terduga kepada setan.
“Maka dari itu, bersegeralah mendatangi manusia!”
Hm…sekilas, ini terdengar kontradiktif. Sudah tak ada harapan, tapi Inlis justru menyuruh setan tetap menggoda manusia. Inilah pelajaran pertama dari bangsa setan, jangan berputus asa.
2. Jangan meremehkan suatu perkara
Alkisah, iblis pernah melihat seseorang sedang duduk di sebuah tembok yang hampir runtuh. Iblis kemudian menyambar tangan orang itu. Tak lama setelahnya, tembok tersebut runtuh.
Orang itu pun senang karena merasa diselamatkan. Dia berterima kasih pada iblis, dan segera menanyakan identitasnya.
“Siapa kamu?”
“Aku iblis,” jawab Iblis.
Meski kaget, orang itu terus bertanya saking ‘kepo’-nya.
“Kenapa kamu menyelamatkan aku?”
Iblis pun menjawab blak-blakan.
“Bagaimana mungkin aku membiarkanmu mati tertimpa tembok runtuh itu. Aku tidak mungkin membiarkanmu mati syahid. Bagaimana pun aku akan mencegah manusia masuk surga.”
Nah, apa pelajaran yang diberikan iblis lewat kisah diatas? Tak lain dan tak bukan, memanfaatkan semua celah dan kesempatan. Tak ada satu perkara pun yang bisa dianggap remeh jika hal itu bisa mengantarkan pada tujuan yang ingin dicapai.
3. Dekati ahli ibadah, tak perlu mempersulit diri dengan mendekati orang berilmu.
Ibnu Abbas menyampaikan riwayat tentang pelajaran tersebut.
Para setan berkata kepada iblis, “Yang mulia, kami snagat senang dengan kematian seorang alim. Hal ini berbeda dengan kematian seorang ahli ibadah. Soalnya, kita tidak bisa menggoda seorang alim, kita Cuma bisa menggoda seorang ahli ibadah.”
Iblis lalu menyuruh mereka pergi.
Setan lalu mendatangi seorang ahli ibadah.
“Apakah tuhanmu mampu menciptakan dunia ini dari sebutir telur?” tanya iblis, menguji si ahli ibadah.
Ahli ibadah menjawab, “tidak tahu.”
BACA JUGA: Janji Iblis Menggoda Manusia
Iblis lalu balik bertanya pada setan, “Apakah kalian menganggapnya kafir dengan jawaban tersebut?”
Jawabannya, justru dijelaskan sendiri oleh iblis sebagai pelajaran bagi para setan.
“Ya, dia telah kafir karena meragukan kemampuannya tuhannya.”
Tak lama kemudian, iblis bersalin rupa dan mendatangi seorang alim dengan membawa pertanyaan yang sama.
Sang alim menjawab, “Iya.”
“bagaimana itu bisa terjadi?” tanya iblis lagi.
Sang alim menjawab, “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah dengan bertitah: Jadilah! Maka jadilah ia.”
Iblis membeberkannya pada para setan, “Beginilah para ulama mengacaukan strategi kita.”
Apa maksud dan pelajaran yang bisa dipetik dari situ?
Artinya, seorang ahli ibadah lebih mudah terjerumus pada godaan iblis. Sebab, ibadahnya hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri. Beda dengan seorang alim. Ilmunya bisa bermanfaat bagi orang lain. Karena ilmu itu juga iblis sering gagal menggodanya. []
Sumber: Mengungkap Rahasia Iblis/Karya: Muhammad Abduh Mughawiri/Penerbit: Qisthi Press/Tahun: 2017