PERANG BADAR adalah pertempuran besar pertama antara umat islam melawan kaum kafir Quraisy yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah. Perang Badar terjadi pada hari jumat, hari itu merupakan pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Pada hari itulah Allah memenangkan islam dan para pemeluknya, membungkam kemusyrikan dan menghancurkan semua saran dan golongannya. Umat islam berhasil memenangi perang ini. Dalam sejarah inilah kemeanngan agung pertama pejuang-pejuang islam menentang kemusyrikan dan kebatilan. Kisah perang Badar adalah peristiwa yang paling terkenal dan sangat banyak terdaat hikmah dan pelajaran di dalamnya.
Dalam perang ini Rasulullah memimpin langsung aksi penyerangan yang hanya melibatkan sekitar 314 orang muslim, 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta, dan 2 ekor kuda. Sedangkan kaum Quraisy memiliki 1.000 orang, 600 persenjataan lengkap, 700 unta, dan 300 kuda. Namun semangat jihad yang membara dibulan Ramadhan membuat pasukan islam berhasil menewaskan tiga pimpinan perang dari kaum quraisy yakni Utbah, Syaibah, dan Walid bin Utbah.
BACA JUGA:Â Selain Pertolongan Allah, Ini 4 Faktor Penentu Kemenangan Muslim di Perang Badar
Sedangkan nama Badar adalah sebuah tempat yang terletak di antara Mekah dan Madinah, terkenal dengan sumurnya. Nama kampung ini dikaitkan dengan nama seorang lelaki yang mula-mula menggali sumur tersebut, Badar ibnun Narain adalah nama lelaki yang dimaksud. Asy-Syabi mengatakan bahwa Badar adalah nama sebuah sumur milik seorang lelaki yang dikenal dengan sebutan Badar.
3 Penyebab Perang Badar
Seperti yang kita ketahui, Rasulullah terlahir dari keluarga Bani Hasyim dan suku Quraisy. Rasulullah menerima wahyu pada usia 40 tahun, perjalanan dakwahnya dilindungi oleh sang paman, pemimpin Bani Hasyim yang berasal dari suku Quraisy, yaitu Abu Thalib. Pascakematian Abu Thalib pada 619 M, kepemimpinan Bani Hasyim diteruskan kepada Amr bin Hisyam alias Abu Jahal yang sangat memusuhi Muhammad SAW. Kemunculan Rasulullah serta kegiatan dakwahnya secara tidak langsung telah mengancam posisi Abu Jahal sebagai penguasa Makkah. Selain itu, kaum Quraisy lainnya juga melihat umat Islam sebagai penjahat yang mengancam lingkungan serta kewibawaan mereka.
1 Penyebab Perang Badar: Terjadi Penindasan Terhadap Umat Islam
Sebelum perang Badar terjadi, para umat islam mengalami perlakuan buruk dari kaum kafir Quraisy. Perlakuan buruk terhadap kaum muslim tidak hanya berlangsung di kota Mekkah saja namun kaum kafir Quraisy juga menekan kaum muslim hingga ke Madinah. Teror demi teror dilakakuan kaum Quraisy, mereka menyerang serta menguasai harta benda kaum muslim, tidak hanya itu kaum Quraisy yang menyatakan beriman serta memeluk agama islam langsung dikeluarkan dari sukunya. Yang mana hal tersebut merupakan suatu penghinaan yang amat serius bagi seseorang pada masa itu hingga sanggup menjadi pemicu perang Badar Kubra.
BACA JUGA:Â Doa Nabi saat Perang Badar
2 Penyebab Perang Badar: Kebencian Abu Jahal
Kebencian Abu Jahal terhadap Rasulullah dan umat Islam telah muncul sejak menerima dan menyebarkan wahyu pertamanya. Bagi Abu Jahal ajaran baru Rasulullah bukan hanya keluar dari budaya warisan nenek moyang, melainkan juga menyinggung eksistensi Abu Jahal sebagai tokoh masyarakat Quraisy Makkah. Setelah kematian Abu Thalib pada tahun 619 M, sayangnya kepemimpinan Bani Hasyim diteruskan kepada Amr bin Hisyam atau Abu Jahal yang merupakan salah satu musuh Muhammad.
Kemunculan Nabi Muhammad dan kegiatan berdakwahnya telah mengancam posisi Abu Jahal sebagai penguasa Mekah, begitu juga dengan sisa kaum Quraisy lainnya yang melihat kaum muslim sebagai penjahat yang mengancam lingkungan dan kewibawaan mereka.
3 Penyebab Perang Badar: Pengusiran Kaum Muslim dan Perampasan Harta Benda
Disaat Nabi Muhammad terus-menerus melakukan dakwah kepada kaumnya, orang yang tergolong musyrik di Makkah sudah mulai melancarkan peperangan. Mereka menghalalkan darah kaum muhajirin serta merebut paksa kekayaan umat muslim tersebut. Kekerasan terhadap umat muslim semakin meningkat manakala perlindungan dari Abu Thalib hilang. Lantaran terus-menerus menerima teror dari kaum Quraisy, umat Islam pada akhirnya hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Namun, mereka meninggalkan harta bendanya untuk hijrah. Akibatnya, semua harta yang mereka miliki dirampas oleh kaum kafir Quraisy. []