BAGAIMANA petunjuk agar terhindar dari kehancuran?
Kejayaan dan kemuliaan yang dicapai seseorang, baik secara pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa tidak menutup kemungkinan mengalami kehancuran. Kehancuran atau keruntuhan harus kita cegah dengan selalu memperhatikan dan menuruti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Dalam salah satu hadits Rasulullah ﷺ memberikan petunjuk kepada kita agar dapat menyelamatkan diri dari kehancuran. Rasulullah ﷺ bersabda:
‘’Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan: takut kepada Allah, baik pada waktu sembunyi (sepi) maupun terang-terangan, berlaku adil baik pada waktu rela maupun marah, dan hidup sederhana baik waktu miskin maupun kaya.’’ (HR. Thabrani dari Anas)
Hadits diatas menjelaskan bahwa ada tiga petunjuk Rasulullah ﷺ kepada kita agar dapat menghindarkan diri dari kehancuran, sehingga selamat dalam hidup di dunia maupun di akhirat.
Inilah 3 petunjuk agar terhindar dari kehancuran:
1 Petunjuk agar terhindar dari kehancuran: Takut kepada Allah
Takut kepada Allah merupakan petunjuk untuk menghindari kehancuran. Sebab dengan sifat ini manusia tidak akan berani melanggar ketentuan Allah SWT sehingga ia akan selalu menuruti perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
BACA JUGA : Ini Dia Sarana Zina, Waspadalah!
Yang harus kita pahami bahwa takut pada Allah adalah takut pada murka, siksa, dan adzab-Nya yang membuat kita harus meninggalkan segala hal yang akan mendatangkan siksa, adzab, dan kemurkaan-Nya tersebut.
Rasa takut kepada Allah seperti ini harus kita tunjukkan dalam situasi dan kondisi bagaimanapun serta dimana pun kita berada, karena Allah Maha Mengetahui apa pun yang kita lakukan dan dimana pun kita melakukannya.
Di sisi lain, kita harus selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT kapan pun, dimana pun, dan dalam situasi juga kondisi apapun. Dalam istilah Arab, ini disebut taqarrub ilallah atau mendekatkan diri kepada Alah SWT.
2 Petunjuk agar terhindar dari kehancuran: Berlaku adil
Berlaku adil merupakan petunjuk agar terhindar dari kehancuran. Hal ini karena kehidupan suatu masyarakat juga akan selamat dari malapetaka manakala keadilan ditegakkan. Oleh karena itu, banyak sekali ayat dan hadits yang memerintahkan kita berlaku adil, baik adil kepada orang yang kita sukai maupun orang yang kita benci.
Jangan sampai seseorang berlaku adil kepada orang yang disenanginya dengan memberikan kemudahan yang berlebihan, sedangkan kesalahannya ditutup-tutupi dan tidak dihukum sebagaimana mestinya meskipun tingkat kesalahannya sangat besar. Sementara, orang-orang yang tidak disukainya jangankan diberi kemudahan, kesalahan kecil pun diberi hukuman dengan sangat berat hingga melebihi batas kesalahannya.
Salah satu ayat yang memerintahkan kita berlaku adil adalah firman Allah SWT:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِا لْعَدْلِ وَا لْاِ حْسَا نِ وَاِ يْتَاۤىِٕ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ وَا لْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl [16]: 90)
Seorang muslim jangan sampai salah paham terhadap keadilan, lalu ia menjadi bingung harus bersikap bagaimana. Adil adalah berpihak pada kebenaran dan memegangnya erat-erat sehingga tidak berat sebelah, tidak memihak kepada salah satu kelompok atau orang tertentu.
Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ telah menujukkan sikap adil saat beliau mengatakan akan memotong tangan fathimah, anaknya, bila ia mencuri. Sikap ini merupakan keadilan sehingga jangankan orang lain, anak sendiri saja kalau bersalah tetap akan dihukum.
Dalam krisis ekonomi sekarang, masyarakat juga amat mendambakan keadilan ekonomi sehingga yang menjadi penyebab krisis seharusnya dituntut tanggung jawabnya.
3 Petunjuk agar terhindar dari kehancuran: Kesederhanaan
Hal ini karena, sederhana merupakan pola hidup yang dapat membawa kebahagiaan bagi manusia. Mungkin timbul pertanyaan di benak kita, mengapa dalam hadits di atas Rasulullah ﷺ memerintahkan hidup sederhana baik di waktu fakir maupun di waktu kaya. Saat kaya, pantas jika seseorang diperintah untuk sederhana dalam hidupnya, tetapi mengapa diperintah juga hidup sederhana di waktu fakir?
Hidup sederhana memang harus dijalani dalam dua keadaan. Saat kaya orang harus tetap sederhana sehingga ia tidak menghambur-hamburkan kekayaannya untuk sesuatu yang sia-sia dan bermewah-mewah.
Sedangkan di waktu miskin, seseorang juga harus hidup sederhana agar apa yang dimiliki orang kaya yang memang dibutuhkan oleh si kaya tidak menjadi ambisi yang berlebihan si miskin. Si miskin tidak usah berpenampilan atau bergaya hidup seperti orang kaya kalau memang ia tidak mampu. []
Referensi: Kumpulan khutbah