Oleh: Ummu Zamzama
pipitagustinrhm@gmail.com
PADA awalnya, orang-orang Madinah yang memeluk Islam jumlahnya memang tidak banyak. Tetapi jumlah tersebut cukup bagi mereka dengan adanya seorang sahabat Rasul, Mush’ab bin Umair. Mereka mampu merevolusi kota Madinah, menjungkirbalikkan kekufuran dan pemikiran-pemikiran jahiliyah yang sedang berkembang di sana.
Seiring waktu berjalan, jumlah orang-orang Islam pun bertambah. Mayoritas masyarakatnya memeluk Islam secara berduyun-duyun. Kehidupan di Madinah bertahan dan terus berjalan dengan metode unik. Inilah resep kesuksesan peradaban Islam yang terukir hingga kini.
Metode unik Rasulullah ï·º dibangun atas tiga prinsip. Pertama, asas akidah. Kedua, standar halal dan haram. Ketiga, makna kebahagiaan adalah Ridha Allah. Inilah rahasia kehidupan kaum muslim di mana mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meraihnya serta berjalan dalam relnya.
BACA JUGA:Â Doa untuk Mekah dan Madinah Hingga Jadi Negeri yang Aman dan Diberkahi
Akidah Islam menjadi fondasi yang kokoh. Dalam Al-Qur’an, ayat-ayat yang mulia turun untuk menjelaskan hukum-hukum Allah dalam segala hal, yakni ibadah, muamalah dan uqubat. Ada syariat azan, shalat, zakat, puasa, dan haji. Zakat dan puasa telah diwajibkan sejak kedua Hijriyah, termasuk disyariatkannya adzan pada tahun tersebut. Belum genap 17 bulan di Madinah, terjadilah perubahan arah kiblat ke Ka’bah. Kaum muslim pun menaatinya.
Tak hanya itu, turun pula ayat-ayat hukum tentang ibadah, makanan, pakaian, dan akhlak. Allah melarang khamr dan daging babi, padahal keduanya masih dikonsumsi kaum muslim pada waktu itu. Namun, karena keimanan yang kuat kepada Allah, menjadikan mereka tunduk dan patuh dengan meninggalkan dan membuang khamr yang masih berada di tangan mereka.
Allah juga menurunkan ayat-ayat yang mengatur tentang hudud, jinayat, jual-beli, mengharamkan riba dan sebagainya. Kaum muslim tak melakukan penawaran atas perintah Allah ini. Mereka yakin, bahwa di balik syariat Allah pasti ada maslahat bagi mereka. Mereka meyakini Rasulullah sebagai utusan yang menyelesaikan persengketaan di antara mereka.
Standar halal-haram menjadi penting sejak mereka memeluk Islam. Sebelumnya, standar mereka adalah manfaat. Sehingga perubahan terjadi signifikan. Unsur pendorong mereka beramal dan beraktivitas bukan lagi manfaat yang didapat, melainkan adalah perintah dan larangan Allah semata karena tujuan mereka pun berubah, yakni meraih Ridha Allah.
BACA JUGA:Â Naikkan Nilai Keuntungan Dagangan Ala Rasulullah, Ini Caranya
Islam mengubah mindset mereka tentang kebahagiaan. Sebelumnya, bahagia bagi mereka adalah hilangnya lapar atau tunainya kenikmatan jasmani. Lalu Islam mengubahnya menjadi kebahagiaan hakiki, yakni menggapai Ridha Allah. Kebahagiaan adalah ketenangan jiwa, karenanya hal itu tidak mungkin diperoleh dengan jalan maksiyat dan durhaka kepada Allah, nafsu serakah, dan mengumbar syahwat sesuka hati.
Dengan resep inilah, Islam berhasil memengaruhi mindset bangsa-bangsa pemeluknya. Dan mempengaruhi pula mindset tentang amal perbuatan mereka di dunia. Semoga Allah menunjuki kita semua kepada jalan perubahan itu, yaitu kembali kepada Islam sebagai jalan hidup, bukan sekadar gaya hidup. []