Oleh: Sayyidi Syaikh Abdul Qader Al Gillani ra
Ddijelaskan oleh Sayyidi Syaikh Dr. Muhammad Al-Ninowy Hafizahu’Allah
JADIKAN misi Anda di bulan Ramadan ini untuk mendekatkan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih sehingga Anda dalam kondisi yang lebih baik secara ruhiyah daripada Ramadhan sebelumnya.
Surat Al Baqarah Ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas Anda berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum Anda agar Anda bertakwa.”
Tujuan ibadah bukanlah untuk diri sendiri. Ibadah merupakan adalah sarana untuk kita bertaqwa kepada Allah.
Banyak ibadah yang menjadikan sabar sebagai tujuannya. Dalam hadis Al Tarmidhi-Ibnu Majah dengan hasan isnad: Puasa adalah setengah kesabaran. Jadi sebenarnya puasa adalah sekolah yang tujuannya adalah لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
Tanda-tanda keberhasilan puasa Ramadhan:
– Apakah Anda lebih baik daripada Ramadan sebelumnya?
– Apakah Anda lebih dekat kepada Allah?
Tingkat Pertama (Paling Dasar): Untuk menjauhkan diri dari makanan, minuman, hubungan intim dan lainnya.
Level Kedua (Puasa Tubuh): Membuat anggota tubuh Anda menjauhkan diri dari hal-hal yang terlarang.
Tingkat Ketiga (Puasa Hati): Menghindari pemikiran dunyawi dan berfokus hanya pada Allah. Baktikan diri Anda.
Jika Anda membatalkan puasa, hal tersebut berarti Anda mengalah pada nafsu atau keinginan Anda. Selain itu, juga bisa berarti ada sesuatu yang mengganggu Anda dari muraqabah terhadap Allah Azza wa Jal.
Harus ada Iqbal, yakni bergegas dengan tubuh, hati dan jiwa Anda pada pengamatan Allah. Bersihkan diri Anda dalam arti ini ketika Allah berfirman dalam Surat Al An’am Ayat 91:
قُلِ اللّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ
Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.”
Menyempurnakan Puasa Kaum Awliyah dan Salihin:
1. Puasa Mata: Mata Anda berpuasa dari melihat yang haram. Sebagaimana ditunjukkan dalam hadits ini: “Pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Maka barang siapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan mewariskan rasa manis dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya.” (HR Al-Hakim
Jika Anda mengabaikan melihat sesuatu yang dilarang, Allah akan membuat Anda merasakan manisnya iman di dalam hati Anda. Puasa mata juga berarti menjauhkan hati dari hal-hal yang tidak bermanfaat, sekalipun halal.
2. Puasa Lidah: Dari berbohong, memfitnah, bergosip, mengucapkan kata-kata kasar, berdebat.
عن أبي أمامة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أنا زعيم ببيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقا وببيت في وسط الجنة لمن ترك الكذب وإن كان مازحا وببيت في أعلى الجنة لمن حسن خلقه
“Abu Umamah melaporkan: Rasulullah, Salla Allah alayhi wa alihi wa sallam, berkata, ‘Aku menjamin sebuah rumah di pinggiran Surga bagi orang yang meninggalkan debat bahkan jika dia benar, dan sebuah rumah di tengah-tengah Surga bagi orang yang meninggalkan kebohongan bahkan ketika bercanda, dan sebuah rumah di bagian tertinggi Firdaus untuk orang yang sifatnya sangat baik’.”
-Banyak ulama sirah mengatakan bahwa Abu Bakar (radi Allahu a’anhu) biasa menaruh kerikil di lidahnya untuk mencegah dirinya berbicara.
3. Puasa Telinga: Kami menolak untuk mendengarkan kebohongan atau segala sesuatu yang dilarang seperti bergosip dan lainnya. Jauhi pertemuan di mana ada gosip atau diskusi yang tidak ahsan.
4. Puasa sisa anggota badan: Tangan, kaki, perut Anda. Kita perlu berdamai dengan perut kita. Hindari makan berlebihan selama sahur dan buka puasa. Jangan makan berlebihan!
-Jangan berbuka puasa menggunakan makanan haram. Itu sama saja seperti membangun istana dan menghancurkan seluruh desa. Itu juga bisa berarti melanggar puasa Anda saat bergosip atau menggunjing orang lain.
– Makanan yang sedikit berarti ruhiyah yang lebih kuat. Makan sedikit untuk merasakan Sunnah. Anda merasakan kebutuhan Anda juga untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala
5. Puasa Hati: Hati Anda tergantung antara khauf (‘ketakutan’) dan roja ’(harapan). Anda takut perbuatan baik Anda ditolak oleh Allah SWT dan berharap bahwa perbuatan Anda akan diterima oleh-Nya. []