SERANGAN teror di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019) lalu, menggemparkan dunia. Korban dalam peristiwa itu mencapai 50 orang serta puluhan lainnya luka-luka.Â
Trauma tak hanya dirasakan korban dan keluarganya, perisitiwa tragis yang menimpa jamaah shalat Jumat itu juga menjadi duka yang mendalam bagi semua muslim di dunia. Insiden ini juga mencederai reputasi negeri kiwi yang terkenal akan keamanan dan kerukunannya.
BACA JUGA:Â Pascateror, Pemain Rugby Selandia Baru Ajak Masyarakat Belajar tentang Islam
Peristiwa itu kini telah berlalu lebih dari sepekan. Namun, selamanya ini akan jadi pelajaran yang berharga bagi kemanusiaan.
Trauma tentu ada, namun semua orang harus bangkit dari keterpurukan. Apa yang harus dilakukan?
Mengambil kembali kekuatan
Begitu kejutan dan kengerian dari serangan teroris mulai memudar, apa yang tertinggal adalah pertanyaan yang tidak terjawab dan perasaan tak berdaya yang intens. Bagi sebagian orang, mereka memberikan kekuatan mereka pada emosi dan perasaan ini.
“Tidak ada yang bisa saya lakukan,” adalah pengulangan yang umum bagi banyak orang ketika perasaan tak berdaya meresap ke jiwanya.
“Saya tidak bisa mengatasi ini,” begitu ketakutan mencekam hati mereka yang diliputi putus asa.
Meskipun sulit untuk berdiri setelah serangan teror, mengambil kembali kekuatan yang kita miliki akan memberi pijakan yang kita butuhkan untuk membantu diri sendiri dan memperluas komunitas.
Tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan teror terjadi, karena itu sudah terjadi. Namun, dengan mengambil kembali kekuatan dan tidak lagi membiarkan emosi negatif ini mengendalikan hidup, kita dapat bekerja menuju tujuan nyata yang akan menciptakan dampak yang langgeng bagi umat, atau komunitas umat Islam.
Temukan tujuan yang lebih besar
Melihat atau mengalami kejadian tragis seperti teror pasti memunculkan keinginan untuk melakukan “sesuatu” untuk membantu. Kendati hanya sedikit yang mungkin bisa dilakukan, bukan berarti kita tak berdaya.
Yang dapat kita lakukan adalah menemukan tujuan yang lebih besar yang memberi makna pada hidup ini. Sebuah tujuan yang memengaruhi kehidupan orang lain untuk membantu mengatasi perasaan putus asa yang sangat nyata di hati kita. Seperti yang dikatakan Allah SWT dalam Alquran:
“Kecuali bagi mereka yang bertobat, percaya dan melakukan pekerjaan yang benar. Bagi mereka Allah akan mengganti perbuatan jahat mereka dengan kebaikan. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (QS Al Furqan [25]:70)
Habiskan waktu untuk membantu mereka yang kurang beruntung, seperti menjadi sukarelawan di bank makanan atau mengunjungi penghuni panti jompo. Atau, mulai menulis tentang cara untuk memberi kembali kepada komunitas. Posting di media sosial untuk menginspirasi orang lain agar mengambil tindakan demi kebaikan yang lebih besar.
Dengan berbagi perjuangan ketika berhadapan dengan kejatuhan setelah tindakan terorisme, kita tidak hanya bisa menyembuhkan diri sendiri; tetapi juga membantu orang lain untuk memulai proses penyembuhan.
Pegangan utama yang tidak pernah hancur
Pada akhirnya, iman Islam lah yang membantu kita untuk melanjutkan hidup. Kita dapat menemukan penghiburan dalam kenyataan bahwa Allah selalu ada untuk kita.
BACA JUGA:Â Cerita Relawan dalam Tim Penyelenggaraan Jenazah Korban Aksi Teror di Selandia Baru
Beralihlah kepada Allah melalui doa, permohonan dan perbuatan baik, seperti yang dikatakan Allah SWT dalam Alquran:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah [2]:256)
Berpegang lah lebih erat pada tali Allah dengan pengetahuan penuh bahwa Dia adalah Sang Pencipta. Ketahuilah bahwa tidak ada satu hal pun yang terjadi di dunia ini kecuali dengan izin-Nya. Selalu percaya pada Allah dan kesabaran akan mampu meringankan rasa sakit itu. []
SUMBER: ABOUT ISLAM