LEIF Skjetne, namanya diperbincangkan setelah terkuaknya fakta bahwa dirinya telah menjadi mualaf pada 2017 lalu. Padahal, saat itu, orang-orang masih mengenalnya sebagai seorang pendeta.
Muslim Convert Stories pada 25 September 2020 mengungkapkan bahwa Leif Skjetne diketahui telah menjadi pendeta di gereja Swedia selama 30 tahun.
Jadi, pada dasarnya, Leif Skjetne adalah mantan pendeta berusia 77 tahun, yang sebelumnya bertugas di Kota Jonkoping Swedia. Dia baru-baru ini diketahui telah menjadi seorang Muslim. Namun, ada sedikit perdebatan terkait hal ini.
Baru-baru ini ada rilis dokumenter tentang perjalanan Leif Skjetne yang mengungkapkan bahwa pendeta berusia 77 tahun itu telah masuk Islam pada tahun 2017. Ini mengejutkan, tidak hanya untuk masyarakat umum tetapi juga staf gereja. Sebab jika informasi waktu tersebut benar, itu berarti Leif menjadi seorang Muslim, jauh sebelum dia meninggalkan Gereja Swedia.
BACA JUGA: Dari Biarawati Hingga Jadi Mualaf, Inilah Kisah Betty Ali
Salah satu temannya, Par Aj Persson, hadir pada pemutaran pers film dokumenter tersebut. Dia berkata, “Saya masih kesulitan memahami bagaimana Leif dapat pindah agama. Dia berada di gereja selama 30 tahun. Tapi, kami tetap saja teman baik.”
Leif Skjetne dibesarkan di Oslo, Norwegia. Dia pindah ke Smedjebacken pada tahun 1984 dimana dia bekerja sebagai pastor di Norrbarke Parish sampai 1986. Selanjutnya, dia bekerja di pastorate Skillingaryd dimana dia terutama menjadi pendeta di Aker dan Hangshult.
Kemudian, Skjetne banyak bekerja di Hanger-Dannas sebagai pendeta di masa pensiun.
Selama menjadi pastor di Gereja Swedia, Skjetne memiliki kesempatan untuk menangani pengungsi dan masalah mereka. Salah satu pengungsi itu adalah seorang pria Muslim bernama Abdullah.
Skjetne mendapat kesempatan untuk tinggal bersamanya dan mereka akhirnya menjadi teman baik.
“Dia menyebut saya ayahnya, ayah kandungnya sudah meninggal. Kami tinggal bersama selama satu setengah tahun.” Kata Skjetne.
Selama bersama Abdullah, Skjetne mendapat kesempatan untuk mempelajari Islam dengan saksama.
Abdullah adalah seorang Muslim yang taat dan dia shalat lima kali sehari, ditambah dengan ibadah lainnya yang disyariatkan dalam Islam.
Ini memberi jalan bagi mantan pendeta, yang saat itu berusia 74 tahun, untuk mempelajari ajaran Islam.
“Agama Kristen dan Islam memiliki banyak kesamaan, dimulai dari Tuhan yang sama. Satu-satunya garis pemisah yang kuat adalah Yesus dan Muhammad SAW. Namun, Islam memang mengandung semua ajaran Kristen,” kata Leif.
Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi banyak insiden berkobar akibat gerakan ekstremis dan sebagainya. Rumah tangga Muslim di seluruh dunia telah menerima perilaku tidak menyenangkan.
Leif mendapat kesempatan tinggal bersama Abdullah, pengungsi Maroko. Namun, setelah tinggal bersamanya selama satu setengah tahun, ada beberapa perintah pengusiran terhadap pengungsi.
“Saya tidak terkejut ketika mereka akhirnya mengusirnya.” Kata Leif Skjetne.
Dilaporkan bahwa pada Musim Gugur 2017 Leif Skjetne masuk Islam. Itu terjadi saat dia tinggal bersama Abdullah. Dia mengubah namanya menjadi Ahmed Skjetne.
Setelah hari itu, Ahmed membuat keputusan besar, pindah ke Maroko dan mulai hidup sebagai pensiunan.
“Banyak orang yang masuk Islam. Namun, saya mungkin pendeta pertama di Skandinavia yang menempuh jalan itu.” Kata Ahmed Skjetne.
BACA JUGA: Ini Kisah Pendeta AS yang Masuk Islam setelah Kunjungi Arab Saudi
Setelah konversinya diketahui publik, banyak orang dari manajemen Gereja dikirim kepadanya. Tetapi, ketika seorang pendeta setua itu membuat keputusan untuk pindah agama, siapapun yakin bahwa itu adalah keputusan yang dipikirkan dengan matang.
“Satu-satunya perubahan adalah bahasa di sini. Bahasa Arab itu sulit dan saya tidak tahu banyak. Iklimnya bagus, sekitar 35 derajat,” kata Leif.
“Saya sesekali pergi ke masjid karena sudah sulit karena situasi pandemi yang sedang berlangsung,” lanjutnya.
Film dokumenter yang keluar tentang konversinya ke Islam berjudul “The Confession.” Firlm itu dibuat setelah Tomas Bilderman dan Alex Bolevin mengikuti Ahmed (Leif) selama setahun.
Film dokumenter tersebut telah memberikan pengaruh yang signifikan. Ahmed Skjetne tidak membuat pengumuman tentang masa lalunya. Dia mengabdikan dirinya sebagai pendeta untuk sebagian besar kehidupannya.
“Keputusan seperti ini berpotensi memengaruhi banyak orang di sekitar saya. Saya tidak ingin itu terjadi,” Kata dia.
Mr Ahmed Skjetne saat ini tinggal di Fez, Maroko bersama dengan Abdullah. []
SUMBER: MUSLIM CONVERTION STORIES