DI Roma, negara yang terkenal dengan colosseum ini, ada sekolah dasar yang tak memperbolehkan anak untuk membawa bekal dari rumah. Pemerintah telah menyiapkan makanan yang siap dikonsumsi pelajarnya.
Bagi warga Indonesia utamanya yang beragama Islam ada sedikit kekhawatiran soal kebijakan ini. Adnan misalnya, orangtua yang menyekolahkan anaknya sekolah dasar di Roma cemas anaknya mengkonsumsi daging babi.
Adnan yang tak ingin membuat sekolah tersinggung memilih memberikan alasan kepada pihak sekolah mengapa anaknya tak menyantap makanan yang disediakan. Alasan yang diberikan seperti alergi daging.
Selanjutnya, pihak sekolah memanggil Adnan. Lalu diungkaplah alasan mengapa si anak tak mau makan. Sekarang semuanya sudah tahu. Sekolah pun tahu, bahwa muslim tidak dibolehkan memakan daging babi.
Sekarang ini sudah bebas. Dengan terbuka mengatakan alasan agama, mereka pun sudah mengerti. Kata adnan. Sekarang tinggal melapor saja kepada komine (bagian logistik di Roma) bahwa anaknya muslim, maka komine akan mengatur menu makanan tersendiri untuk Muslim.
Jika pada saat itu menu makanan daging babi, maka yang Muslim akan diberikan alternatif makanan pengganti yang halal. Begitu juga yang alergi dengan makanan tertentu, seperti seafood misalnya, maka akan diberikan alternatif makanan yang aman.
Demikianlah toleransi dimulai dari sekolah. Komine atau pemerintah Roma yang mengatur tentang menu makanan untuk anak-anak sekolah telah mengajarkan bagaimana bertoleransi antar umat beragama.
Karena ini prinsip. Dalam Islam, daging babi dan sejenisnya hukumnya haram dimakan. Komine akan menggantikan dengan menu makanan yang halal.
Sumber:Republika.co.id