KETIKA mendengar kata ‘merantau’ sudah barang tentu kita akan ingat dengan orang-orang Jawa dan Padang. Bukan tanpa alasan, dua suku di Indonesia ini begitu lekat dengan istilah merantau. Bahkan saat ditanya mengapa orang-orang Jawa merantau, mereka dengan mudah menjawab “Jika tidak merantau, maka tidak akan tahu luasnya dunia.”
Merantau biasa dilakukan oleh warga luar pulau, daerah, atau negara lain yang menurut mereka kurang menjanjikan beralih ke daerah yang menjanjikan banyak hal. Dan jika sempat diamati, perantau lebih banyak sukses dibandingkan penduduk setempat. Kisah kisah orang sukses selalu ada masa merantau yang dilaluinya. Di kota besar, kota kecil, para perantau lebih banyak menguasai ekonomi. Di Jakarta dan Bandung, sering kita dengar kisah sukses orang-orang yang merantau.
Di Jakarta, sebagai ibukota negara, kita kenal kisah Si Doel yang tenar di layar kaca pada era 90-an. Di situ diceritakan Si Doel sebagai pemuda asli Betawi yang mulai tersisih oleh perantau dari Jawa Tengah. Begitu pun di Bandung, perguruan tinggi ternama banyak dimasuki para perantau. sektor sektor ekonomi kota-kota besar digerakkan oleh perantau. jabatan-jabatan penting juga di tempati oleh perantau.
Bahkan para pelaku bisnis meyakini bahwa jika mau sukses harus berani merantau. Lalu mengapa para perantau bisa lebih sukses?
Ternyata Allah SWT sudah menetapkan hukum dalam kehidupan ini. “Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (QS. an-Nisaa: 100)
Jika ada pertanyaan mengapa Nabi Muhamaad SAW bisa menguasai Makkah, maka jawabannya adalah Rasulullah SAW sebelumnya telah berhijrah ke Madinah.[]