Oleh: Lavia Sri Dayanti
laviasridayanti@gmail.com
TAK terasa kita telah menjalani ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Dimana saat melakukan ibadah di bulan itu, akan memperoleh pahala berkali-kali lipat dibanding dengan bulan yang lainnya.
Meskipun begitu, kita belum tahu apakah ibadah kita diterima atau tidak. Karena bisa jadi ibadah yang kita jalankan hanya sebatas tradisi yang tidak didasarkan pada ketundukan penuh terhadap Allah SWT.
Tidak disadari ternyata banyak sekali aktivitas kita yang melanggar Syariat. Contoh misalkan kita rela menahan lapar dan haus, tapi belum bisa menahan pandangan terhadap lawan jenis, atau masih melakukan aktivitas yang mendekati zina (pacaran salah satunya).
Atau mungkin kita mampu untuk bersedekah dengan dengan nominal yang tidak cuma-cuma akan tetapi belum mampu meninggalkan riba yang dosanya juga “tidak cuma-cuma”.
Atau mungkin kita mudah membasahi bibir kita dengan dzikir dan shalawat tapi juga masih mudah berghibah, memfitnah, mungkin kita mudah mengkhatamkan Al Qur’an namun sangat sulit menjadikannya sebagai aturan kehidupan (muamalah, uqubat).
Setelah Idhul Fitri ini, kita bisa berintrospeksi pada diri sendiri apakah kita sudah menjadi hamba yang kembali kepada fitrah, tunduk pada Sang Pencipta? Menjalankan perintah-Nya dan mejauhi larangan-Nya.
Wallahu a’lam bish shawab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.Â