SEMUA orang pasti merindukan keberhasilan dalam hidupnya. Baik itu dari segi karir, rumah tangga, prestasi sekolah, finansial, dan lain-lain. Semua tenaga kita kerahkan untuk mencapai semua itu. Ibarat kata, gunung ku daki laut ku sebrangi, walau rintangan itu nampak di depan mata, kita mantapkan langkah untuk terus maju.
Namun kala harapan tak sesuai dengan kenyataan alias gagal. Seakan-akan semua yang kita upayakan tidak ada hasilnya atau nihil. Disanalah ungkapan itu terlontar. Baik itu marah, kecewa, bahkan sampai mencaci. Naudzubillah…
Ternyata perlu kita sadari sesungguhnya setiap usaha itu tidak akan sia-sia. Meski hasil yang kita peroleh di luar harapan kita. Pasti ada sesuatu atau hikmah di balik kegagalan. Dengan kata lain selalu ada jalan dibalik kegagalan jika kita terus berusaha.
Mari kita bercermin pada Adam, Musa, dan Yunus, yang sama-sama pernah mengalami kegagalan.Adam gagal berlaku taat, bermaksiat, lalu bertaubat; maka diapun diampuni dan selamat. Adapun Iblis berhasil dalam ibadat hingga kemuliaannya nyaris menyamai malaikat. Lalu dia pun bangga diri dan membangkang perintah illahi, maka baginya laknat abadi.
Musa gagal menahan diri, membunuh orang, lalu lari meninggalkan negri. Kelak dia diangkat menjadi Nabi. Sementara Qarun berhasil menjadi kaya, lalu mentakjubi kemampuannya. Dia dibenamkan ke dalam bumi.
Yunus gagal bersabar, pergi dengan marah meninggalkan tugasnya. Dia lalu terinsyaf di dalam perut ikan; bahkan ketika Allah menyelamatkannya, umatnya berduyun-duyun mengimani kebenaran. Di sisi lain, Bal’am berhasil menjadi ulamayang mustajab do’anya, tapi berakhir dalam khianat hina.
Semua ini menunjukan agar kita jangan bersedih saat menerima kegagalan, dan jangan sampai membuat lengah para baik yang berhasil.
Sumber: Salim A. Fillah/Menyimak Kicau Merajut Makna/Pro-U Media