Kulit memiliki tiga lapisan penting: epidermis, dermis, dan subkuntan (subcutaneous). Epidermis merupakan lapisan paling luar, terdiri dari lima lapisan: stratum corneum, stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale; 90 % sel yang terdapat pada lapisan epidermis merupakan keratinosit (keratinocytes).
Dinamai demikian karena lapisan ini sangat kokoh dan kuat. Terbentuk dari protein sarat (fibrous protein) yang disebut keratin. Keratinosit pada lapisan epidermis terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan paling baru berada paling bawah (paling dalam), sedangkan lapisan paling tua berada paling atas (paling luar). Keratinosit tua yang berada pada permukaan kulit secara konstan akan mati dan lepas. Sementara sel-sel yang terdapat pada lapisan kulit paling dalam secara terus menerus melakukan reproduksi keratinosit baru untuk mrnggantikan sel-sel yang telah mati. Ketika keratinosit terdorong ke permukaan epidermis, usia hidupnya akan terus berkurang, dan pada proses itulah dia memproduksi keratin. Saat keratinosit benar-benar telah mencapai lapisan epidermis paling luar (permukaan kulit), ia pun mati dan lepas. Epidermis yang sehat selalu berganti satu bulan sekali secar rapi dan teratur sekali.
Selain keratinosit, sel lain yang tersebar di lapisan epidermis adalah melanosit (melanocytes). Sel yang memproduksi pigmen gelap yang biasa disebut melanin. Pigmen ini memberi warna pada kulit dan melindunginya dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Setelah diproduksi oleh melanosit, serangkaian melanin (melanosom) ditransfer ke dalam keratinosit. Di dalamnya, rangkaian melanin itu ditata sedemikian rupa untuk melindungi DNA, dan materi genetis lainnya.
Lapisan epidermis kulit juga mengandung sel imun yang disebut sel-sel langerhans. Sel ini diproduksi pada sumsum tulang. Sel-sel langerhans memiliki peranan yang sangat penting di lapisan epidermis, yaitu membantu sel-sel sistem kekebalan tubuh mengenali mikroorganisme dan unsur-unsur kimia yang membahayakan tubuh.
Ada juga sel Merkel, sel ini banyak terdapat pada organ-organ sensitif, serta organ yang tidak memiliki bulu, seperti ujung jari, telapak tangan, dan bibir. Sel ini terdapat pada lapisan epidermis paling dalam, dan merupakan penghubung dengan ujung saraf yang ada di lapisan dermis bawah dan berfungsi sebagai reseptor sentuhan.
Lapisan kedua adalah dermis. Lapisan dermis mengandung banyak pembuluh darah ujung-ujung saraf sensorik. Secara relatif, lapisan ini mengandung sel-sel yang sama dengan yang ada pada epidermis.
Komponen struktural utama lapisan dermis sebagian besar terdiri dari protein yang disebut kolagen, yang bertanggung jawab untuk menguatkan kulit; elastis, komponen utama serat elastis yang membuat kulit bisa kembali ke bentuk semula setelah ditekan atau direnggangkan. Kolagen dan elastin diproduksi oleh sel fibroblasts, yang tersebar di seluruh lapisan dermis.
Pada sebagian lapisan dermis paling atas terdapat reseptor sentuhan yang disebut meissner’s corpuscles, sebagian besar memiliki gulungan pembuluh darah yang tipis dan sangat kecil.
Jaringan-jaringan pembuluh darah yang besar yang terdapat pada lapisan paling atas dermis memainkan peran yang sangat penting dalam mengatur suhu tubuh. Di lingkungan bersuhu panas, pembuluh-pembuluh darah ini menggelembung untuk melepa panas. Sedangkan di lingkungan bersuhu dingin, akan menyempit untuk menghemat panas.
Orang yang mengalami luka bakar pada kulitnya hingga 30%, besar kemungkinan akan mengalami kematian, karena kemampuan-kemampuan utama kulit, seperti melawan berbagai jenis infeksi bakteri mau pun virus, mengatur suhu tubuh, dan mempertahankan cairan tubuh, sudah terganggu.
Sementara di neraka, tubuh orang-orang kafir yang terbakar tidak hanya 30%, tetapi lebih dari itu. Akibatnya, semua struktur sel dan lapisan-lapisan kulit mereka mengalami kerusakan total dan tidak lagi berfungsi untuk merasakan panas dan pedihnya siksa neraka. Bila kulit mereka tidak diganti, mereka akan lebih cepat mengalami kematian dan tidak lagi merasakan pedihnya siksa neraka.
Oleh sebab itu, pada ayat ini Allah SWT secara tegas mengutarakan maksud penggantian kulit mereka dengan kulit-kulit yang baru, liyadzuqul ‘adzab (supaya mereka merasakan adzab).
Ayat ini tidak sekadar menegaskan pedihnya siksa neraka yang dialami orang-orang kafir di dalam neraka, tetapi ada scientific signs (isyarat-isyarat ilmiah) tentang apa dan bagaimana struktur dan komponen-komponen kulit, sehingga bisa berfungsi sebagai indra peraba dan perasa. []
Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit: Penerbit Almahira/2012