ANDA tentu sering sekali mendengar kata “benar” bukan? Ya, benar berarti antara apa yang kita perbuat dan ketentuan yang berlaku itu sama. Dan apa yang kita lakukan itu memanglah baik di lingkungan kita, sehingga mereka menerimanya. Seperti halnya, kita membuang sampah pada tempatnya.
Tak sedikit dari kita sudah merasa berbuat benar. Padahal ternyata tidak demikian. Mereka yang berpikiran demikian, hanya mengikuti benar menurutnya saja. Bukan berdasarkan etika di mata Allah SWT dan etika di lingkungan yang berlaku.
Jika kita mampu berbuat benar, maka hasilnya pun akan baik. Sebab, kebenaran itu mempunyai buah yang baik. Apa sajakah itu?
BACA JUGA: Kebenaran Perihal Terbelahnya Bulan di Masa Rasulullah
1. Hati tenang dan jiwa menjadi tenteram. Karena Rasulullah ﷺ bersabda, “Kebenaran itu menentramkan,” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan men-shahih-kannya).
2. Keberkahan dalam usaha dan penambahan kekayaan. Karena Rasulullah ﷺ bersabda, “Pembeli dan penjual memiliki hak memiliki hak pilih selagi keduanya belum pisah. Jika keduanya benar dan menjelaskan, maka jual beli keduanya diberkahi. Jika keduanya tidak menjelaskan dan bohong, maka keberkahan jual-beli keduanya dimusnahkan,” (Diriwayatkan Al-Bukhari).
3. Mendapatkan kedudukan syuhada. Karena Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa meminta mati syahid kepada Allah dengan benar, maka Allah menempatkannya ke posisi para syuhada kendati ia meninggal dunia di atas ranjangnya,” (Diriwayatkan Muslim).
4. Selamat dari kesulitan. Dikisahkan bahwa seseorang kabur dan berlindung di rumah orang shalih. Orang yang kabur tersebut berkata, “Rahasiakan aku dari orang-orang yang mencariku.”
BACA JUGA: Jangan Sebarkan Berita Sebelum Anda Pastikan Kebenarannya
Orang shalih berkata, “Tidurlah engkau di sini.” Kemudian orang shalih itu menutupi orang yang kabur tersebut dengan dedaunan pohon kurma. Ketika para pencari orang tersebut datang kepada orang shalih dan menanyakan orang yang kabur tersebut kepadanya.
Orang shalih itu berkata, “Ia ada di bawah tumpukan dedaunan pohon kurma itu.”
Mereka menduga bahwa orang shalih tersebut menghinanya, kemudian mereka pergi dari orang shalih tersebut. Walhasil, orang yang kabur tersebut pun selamat berkat kejujuran orang shalih tersebut.
Sungguh luar biasa bukan buah dari kebenaran itu? Jadi, masih ragukah Anda untuk berbuat benar? []
Referensi: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah