PUASA telah lama dikenal sebagai bagian dari praktik keagamaan dan budaya di berbagai belahan dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penelitian ilmiah mulai mengungkap potensi manfaat kesehatan dari puasa, termasuk dalam konteks pengobatan kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa puasa dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker atau bahkan memicu kematian sel kanker. Bagaimana mekanisme ini bekerja? Berikut ulasannya.
Mekanisme Puasa dalam Melawan Sel Kanker
1. Kelaparan Metabolik pada Sel Kanker
Sel kanker memiliki kebutuhan energi yang tinggi untuk terus berkembang dan membelah diri. Mereka bergantung pada glukosa sebagai sumber energi utama. Ketika seseorang berpuasa, kadar glukosa dalam darah menurun secara signifikan, memaksa tubuh untuk menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi melalui proses yang disebut ketosis. Kondisi ini menciptakan “kelaparan” bagi sel kanker yang tidak mampu beradaptasi dengan baik terhadap sumber energi lain seperti keton.
BACA JUGA:Â Setelah Berpuasa Penuh di Bulan Ramadhan, Ini 10 Manfaat Kesehatan yang Didapat
2. Induksi Autofagi
Puasa merangsang proses autofagi, yaitu mekanisme pembersihan diri pada sel yang membantu tubuh menghancurkan dan mendaur ulang komponen seluler yang rusak atau tidak diperlukan. Dalam konteks kanker, autofagi dapat membantu menghancurkan sel-sel abnormal sebelum berkembang menjadi tumor atau menghancurkan komponen penting dalam sel kanker sehingga mereka mati.
3. Peningkatan Sensitivitas Terhadap Terapi Kanker
Studi menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi atau terapi radiasi. Sel kanker cenderung lebih rentan terhadap stres selama puasa, sementara sel normal menjadi lebih tahan terhadap efek samping pengobatan. Hal ini disebabkan oleh perubahan metabolisme dan perlindungan yang diberikan puasa pada sel sehat.
4. Pengurangan Peradangan
Peradangan kronis merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada perkembangan kanker. Puasa diketahui dapat mengurangi kadar marker inflamasi dalam tubuh, sehingga menciptakan lingkungan yang kurang mendukung bagi pertumbuhan sel kanker.
Studi Klinis dan Penelitian Pendukung
Penelitian pada hewan telah memberikan bukti yang menjanjikan tentang manfaat puasa dalam pengobatan kanker. Sebagai contoh, studi yang diterbitkan di jurnal Cell Metabolism menunjukkan bahwa tikus yang menjalani puasa intermiten memiliki tingkat pertumbuhan tumor yang lebih lambat dibandingkan tikus yang diberi makan secara bebas. Pada manusia, studi awal menunjukkan bahwa pasien kanker yang menjalani puasa sebelum kemoterapi melaporkan efek samping yang lebih ringan dan hasil pengobatan yang lebih baik.
Puasa yang Aman untuk Pasien Kanker
Meskipun manfaat puasa terlihat menjanjikan, penting untuk diingat bahwa tidak semua pasien kanker dapat menjalani puasa dengan aman. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat diperlukan sebelum memulai praktik puasa, terutama bagi pasien dengan kondisi kesehatan tertentu seperti malnutrisi, diabetes, atau gangguan metabolisme lainnya.
BACA JUGA:Â 8 Dampak Buruk bagi Muslim yang Tidak Mau Berpuasa di Bulan Ramadhan
Puasa merupakan pendekatan alami yang berpotensi membantu melawan sel kanker melalui berbagai mekanisme, seperti kelaparan metabolik, induksi autofagi, dan pengurangan peradangan. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk mengonfirmasi manfaat ini secara luas. Sebagai bagian dari strategi pengobatan kanker, puasa dapat menjadi pelengkap yang mendukung, tetapi harus dilakukan dengan pengawasan medis yang ketat. []