PERANG dagang Amerika Serikat (AS) dan China telah dimulai. Hubungan kedua negara pun memanas setelah Presiden AS Donald Trump secara resmi memulai perang dagang (trade war) terhadap China.
Apa saja fakta-fakta terkait perang dagang AS-China yang dapat berimbas pada perekonomian dunia ini? Berikut-ini faktanya.
BACA JUGA:Â AS Berani Perangi Dagang Cina, Boeing Taruhannya
1. Kapan dimualainya?
Trump memulai perang dagang tersebut dengan mengenakan tarif sebesar US$34 miliar atau sekitar Rp489 triliun kepada ratusan produk impor asal China, sejak 6 Juli 2018. Produk China yang terkena tarif itu beragam mulai dari mesin, peralatan elektronik, peralatan manufaktur, peralatan kantor, motor, hingga suku cadang pesawat.
2. Apa penyebabnya?
Dalam beberapa kesempatan, Trump menyampaikan kecamannya atas kebijakan dagang China yang dinilai merugikan AS.
Trump mengklaim bahwa defisit perdagangan AS dengan China mencapai angka kronis, sekitar US$ 347 miliar (2016 dan 2017). Trump juga menuding Negeri Tirai Bambu sengaja merekayasa mata uangnya agar ekspornya bisa lebih bersaing di dunia. Selain itu,Trump juga menyebut bahwa Amerika ingin “menghukum” China karena dinilai kerap melanggar hak cipta atau hak atas kekayaan intelektual/HAKI, khususnya produk buatan produsen AS.
3. Bagaimana reaksi China?
Tahun 1980-an, AS juga pernah terlibat perang dagang melawan Jepang. Kala itu, Jepang tidak melawan. Namun, dengan lawan baru, kali ini AS mendapatkan perlawanan.
China memutuskan untuk melawan dengan pemberlakuan juga tarif masuk impor barang-barang asal AS. Jumlahnya juga sama: US$ 34 miliar.
China menyasar produk andalan AS, yakni kedelai, pesawat, mobil, chip komputer, mesin jet, emas, dan lain sebagainya. Dikutip dari CNN Money, 6 Juli 2018, China menuding bahwa Amerika Serikat telah memulai perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi.
Makin panas, AS kembali menimbang untuk menambah daftar produk untuk dikenai tarif–termasuk barang-barang konsumsi–hingga senilai US$200 miliar.
4. Bagaimana dampaknya terhadap perekonomian dunia?
Sejumlah negara pun was-was dan khawatir terkena dampak buruk, termasuk Indonesia. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, pemerintah harus terus memantau perang dagang kedua negara tersebut.
“Karena perang dagang atau ketegangan kedua negara itu menurunkan ekspor dan impor. Dan juga, pertumbuhan kedua negara itu kemudian akan merambat juga ke negara-negara lain,” kata dia, beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, nama Indonesia tidak masuk dalam daftar 10 negara paling terancam akibat perang AS-China itu.
BACA JUGA:Â Koran Cina: Perang Dagang AS dan Cina Bisa Rugikan Negara Lain
Berikut ke-10 negara yang paling rawan terkena dampak buruk dari urutan paling akhir: Irlandia, Islandia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Republik Ceko, Hungaria, Republik Slovakia, Taiwan, berada di urutan nomor 1 adalah Luxembourg. []
SUMBER: BUSINESS INSIDER | BBC | VOICE OF AMERICA