MALAYSIA menggelar pemilihan umum pada Rabu (9/5/2018). Berbeda dari pemilu sebelumnya, ada beberapa hal menarik pada pemilu di Malaysia kali ini.
Berikut ini 4 hal menarik dalam pemilu Malaysia tersebut:
1. Kemunculan Dr Mahathir Mohamad di kubu oposisi
Dr Mahathir Mohamad yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Malaysia selama 22 dan, menyebut kembalinya dia ke kancah politik karena tidak mampu mengabaikan praktik korupsi yang merajalela di negara itu.
“Saya tidak pernah mengira putra perdana menteri yang tersohor mau menjadi pencuri. Dan ini adalah tuduhan dari Departemen Kehakiman AS, bukan kita yang mengatakan demi politik, tidak,” kata Mahatir.
Mahathir yang pernah menjadi mentor Perdana Menteri Najib Razak diketahui berbalik melawan Najib menyusul skandal 1MDB senilai miliaran dollar yang menodai pemerintahannya.
1MDB, yang digagas Najib, awalnya dibentuk sebagai dana umum untuk mendorong ekonomi nasional. Akan tetapi, skandal itu terkuak ketika Departemen Kehakiman AS merilis dokumen gugatan yang menuding dana 1MDB telah melalui pencucian melalui rekening-rekening di AS. Dana itu kemudian diduga digunakanuntuk membiayai gaya hidup sejumlah orang, termasuk pejabat negara.
Pada Juli 2015, Jaksa Agung Malaysia kala itu, Abdul Gani Patail, mengaitkan sumbangan sebesar USD681 juta (setara hampir Rp10 triliun) yang diterima Najib melalui rekening pribadinya dengan perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga yang bersangkut paut dengan 1MDB.
Patail kemudian diganti dan setelah penyelidikan dilakukan, Jaksa Agung Mohamed Apandi Ali menuturkan bahwa uang USD681 juta di rekening Najib adalah “sumbangan pribadi” dari keluarga kerajaan di Arab Saudi yang ditransfer antara akhir Maret dan awal April 2013.
“Sudah jelas, tidak ada kesalahan. Itulah pendirian saya,” kata Najib dalam wawancaranya dengan sebuah media asinng, April 2018 lalu.
2. Dukungan Nurul Izzah Anwar ‘Putri Reformasi’ terhadap Mahatir Mohamad
yang ‘berdamai’ dengan musuh
Nurul Izzah Anwar yang merupakan putri Anwar Ibrahim, mengaku sepakat bekerja sama dengan Mahathir karena pemilu kali ini bukanlah tentang dirinya, tapi tentang Malaysia, tentang para pemilihnya.
Meski demikian, dia memilih bersikap optimistis sekaligus waspada saat berkolaborasi dengan Mahatir, sosok yang menjebloskan ayahnya ke sel penjara pada 1999 lalu.
“Sudah ada permintaan maaf sehingga kami menanggapi hal ini dengan lapang dada. Jelas, ini bukan proses yang mudah, tapi saya menilainya berdasarkan perbuatannya,” kata Nurul Izzah.
Mahathir dan Anwar dulu berstatus sebagai perdana menteri dan wakil perdana menteri sebelum Anwar kemudian dipecat pada 1998 dan dituduh melakukan korupsi.
Anwar lantas memulai gerakan Reformasi dan membentuk Partai Keadilan Rakyat (PKR), parpol yang semula dimaksudkan sebagai gerakan melengserkan Mahathir dari kursi perdana menteri.
Menariknya, kali ini Mahathir memakai atribut PKR guna bersaing melawan Barisan Nasional—koalisi berkuasa Malaysia sejak 1974 yang pernah dibelanya.
3. Perdana Menteri tertua di dunia?
Mahathir akan berusia 93 tahun pada Juli ini, jadi jika sukses memenangi pemilu, dia akan menjadi pemimpin tertua di dunia.
Sebagai sosok andalan kubu oposisi untuk menjadi perdana menteri, dia menantang Najib yang berusia 64 tahun dalam pemilu yang diikuti oleh sebagian besar pemilih muda.
“Saya pikir kita akan memilih pemerintah untuk masa depan, menatap 30 tahun ke depan, 2050,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga, Khairy Jamaluddin.
Khairy menjelaskan pandangannya dengan membandingkan kondisi pemerintahan di masa lalu.
“Atau Anda ingin memutar jarum jam, kembali ke era represi, kembali ke masa kapitalisme kroni, kembali ke masa ketika semua reformasi institusi yang dia janjikan hari ini harus dilakukan karena kerusakan yang dia timbulkan saat dia menjadi perdana menteri,” tambah Khairy.
Mahathir masih menikmati popularitas di Malaysia sebagai konsekuensi dari kesejahteraan yang dialami rakyat negeri itu selama masa kekuasaannya dari 1981 hingga 2003.
Namun, selama masa itu, dia juga dituduh melucuti independensi sistem hukum pada 1988 sekaligus meredam aksi protes dengan menahan lebih dari 100 orang dalam insiden yang disebut Operasi Lalang.
Pada Desember lalu, dalam pernyataan singkat, Mahathir meminta maaf atas “segala kesalahan” selama 22 tahun masa pemerintahannya.
4. Ada larangan memajang foto Mahatir diluar daerah pemilihnya
Komisi Pemilihan Malaysia melarang foto Mahathir dipajang di luar daerah pemilihannya karena legalitas partainya, Parti Pribumi Malaysia, masih dipertanyakan.
Dalam menegakkan aturan ini, Komisi Pemilihan memotong wajah Mahathir di sebuah poster—yang kemudian viral di media sosial.
Menurut Mahathir, aksi Komisi Pemilihan membuktikan dia merupakan kekuatan yang mengancam pemerintah dan menghalangi upaya Barisan Nasional untuk kembali berkuasa.
“Ini adalah sesuatu yang aneh. Apa tujuannya? Saya tadinya dilarang berkampanye, tapi saya tidak peduli dilarang atau tidak. Ini tidak sesuai dengan undang-undang negeri ini, kebebasan berpendapat,” ungkap Mahatir. []
SUMBER: BLOOMBERG | BBC