TERDAPAT beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghindari diri kita dari Dajjal. Beberapa diantaranya adalah:
1- Memohon Perlindungan kepada Allah agar Dihindarkan dari Fitnah Dajjal dengan Ikhlas
Yaitu dengan memohon perlindungan dari fitnahnya. Telah disebutkan dalam hadits-hadits shahih yang dirirwayatkan tidak hanya dari satu orang saja, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memohon perlindungan dari fitnah Dajjal dalam shalat dan beliau juga menyuruh umatnya untuk itu, maka beliau berkata,
اَللّهُمَّ إِنِّـى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka, siksa kubur, fitnah kehidupan dan mati, dan dari kejahatan fitnah Dajjal.‘ (Shahiih Muslim, kitab al-Masaajid wa Mawaadhi’ush Shalaah, bab at-Ta’awwudz min Adzaabil Qabri wa Adzaabi Jahannam (V/87, Syarh an-Nawawi))
BACA JUGA: Setelah Dajjal Binasa, Ini yang akan Terjadi
2- Menghafal Sepuluh Ayat Terakhir Surat al-Kahfi
Salah satunya adalah dengan menghafal sepuluh ayat dari surat al-Kahfi, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Dawud, bahwa Hafsh bin ‘Umar meriwayatkan kepada kami dari Hamam dari Qatadah dari Salim bin Abu al-Ja’ad dari Ma’dan dari Abu ad-Darda dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,
“Barangsiapa hafal sepuluh ayat pertama dari surat al-Kahfi, terjaga dari Fitnah Dajjal.” (Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Jilid 1, bab. Musafirin, hadits nomor 257. Juga oleh Abu Dawud, Jilid 4, hadits nomor 4323. Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad, Jilid 6, hal 449. Dan dapat dilihat pula dalam Sunan at-Tirmidzi, Jilid 5, hadits nomor 2886)
Abu Dawud berkata, demikian yang dikatakan oleh Hisyam ad-Dastuwa’i dari Qatadah hanya saja ia mengatakan, “Barangsiapa hafal penutupan surat al-Kahfi.” dan Syu’bah berkata dari Qatadah, telah diriwyatkan oleh Muslim dari hadits Hamam dan Hisyam dan Syu’bah dari Qatadah dengan lafazh yang berbeda-beda. At-Tirmidzi mengatakan hasan shahih.
Dalam sebagian riwayatnya disebutkan, “Tiga ayat dari awal surat al-Kahfi menjaga dari Dajjal.”
Demikian juga yang diriwayatkan dari Rauh dari Sa’id dari Qatadah seperti itu, dan diriwayatkan juga dari Husain dari Syu’bah dari Qatadah seperti itu juga.
Telah diriwayatkan dari Ghandar dari Hajjaj dari Syu’bah dari Qatadah dan ia mengatakan,
“Barangsiapa hapal sepuluh ayat terakhir dari suart al-Kahfi terjaga dari fitnah Dajjal.” (Lihat lebih lanjut dalam kitab Shahih Muslim, Jilid 1, bab. Musafirin, hadits nomor 257. Juga dalam al-Musnad, Jilid 6, hal. 446)
3- Menjauh Darinya
Di dalam hadits ‘Imran bin Hushain,
“Barangsiapa mendengar Dajjal, hendaknya menjauh darinya. Demi Allah sesungguhnya seorang mukmin akan mendatanginya dan ia mengira, bahwa ia adalah orang yang beriman dan mengikutinya dari yang ia perbuat dari hal-hal syubhat.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Jilid 4, hal. 441. Juga oleh Abu Dawud, Jilid 4, hadits nomor 1319)
4- Menempati Dua Kota Madinah dan Mekah yang Mulia, Terjaga dari Fitnah Dajjal
Termasuk hal yang dapat menghindarkan dari fitnah Dajjal adalah dengan menempati kedua kota, Madinah dan Makkah yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala.
Telah diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari hadits Imam malik ra. dari Nu’aim al-Mujambar dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di celah-celah Madinah terdapat malaikat, tidak akan memasukinya, wabah dan Dajjal.”
Al-Bukhari berkata, ‘Abdu al-‘Aziz bin ‘Abdullah dari Ibrahim bin Sa’id dari ayahnya dari Abu Bakar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau berkata,
“Tidak akan memasuki Madinah kengerian al-Masih Dajjal. Pada hari itu ia mempunyai tujuh pintu di setiap pintu ada dua malaikat.” (Muttafaqun ‘alaih, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Jilid 4, hadits nomor 1880. Juga oleh Imam Muslim, Jilid 2, bab. Haji, hadits nomor 485. Dan oleh Imam Ahmad, Jilid 2, hal. 237 serta 331)
At-Tirmidzi berkata, ‘Ubdah bin ‘Abdullah al-Khaza’i meriwayatkan kepada kami dari Yazid bin Harun dari Syu’bah dari Qatadah dari Anas, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Dajjal datang ke Madinah, maka ia mendapati malaikat menjaganya, maka tidak akan memasukinya wabah dan tidak pula Dajjal, dengan izin Allah.” (Dapat dilihat dalam kitab Shahih al-Bukhari, Jilid 13, hadits nomor 7134. Dan diriwayatkan pula oleh Imam at-Tirmidzi, Jilid 4, hadits nomor 2242)
Meskipun Dajjal tidak dapat memasuki daerah Makkah dan Madinah namun Dajjal akan tinggal di daerah dekat Madinah lalu ia dan penduduknya diguncang tiga kali guncangan, maka keluarlah setiap orang munafik laki-laki dan perempuan, serta orang-orang fasik laki-laki dan perempuan kepadanya. Sementara setiap orang mukmin laki-laki dan perempuan dan muslim laki-laki dan perempuan tetap di dalamnya. Maka hari itu disebut dengan Hari Pembersihan (Yaum al-Khalash).
BACA JUGA: Sebab Dajjal Tidak Disebutkan dalam Al-Quran
Ahmad berkata, Yunus meriwayatkan kepada kami dari Himad -yaitu Ibnu Salamah- dari Sa’id al-Jariri dari ‘Abdullah bin Syaqiq dari Mahjan bin al-Adra’ bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di depan orang-orang dan berkata, “Hari Pembersihan.” Tiga kali. Maka dikatakan kepada beliau, “Apakah Hari Pembersihan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Dajjal datang menaiki Uhud dan memandang ke Madinah, lalu ia berkata kepada teman-temannya, “Apakah kalian melihat istana yang berwarna-warni ini? Ini adalah Masjid Ahmad.” Kemudian ia mendatangi Madinah maka ia mendapati di setiap celah dari celah-celahnya malaikat dengan pedang terhunus. Lalu ia mendatangi rawa al-Harb dan memukul halamannya, maka Madinah bergetarlah tiga kali getaran. Maka tidak ada seorang munafik laki-laki atau perempuan, orang fasik laki-laki atau perempuan kecuali mendatanginya. Dan itulah Hari Pembersihan.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Jilid 4, hal. 338. Juga oleh al-Haitsami, Jilid 3, hal. 308. Kpedian ia mengatakan, bahwa perawinya adalah para perawi yang shahih)
Allahu a’lam. []
Sumber: Ibnu Katsir, Al-Hafizh. 2008. Malapetaka Akhir Zaman. Jakarta: Pustaka as-Sunnah | Going To Jannah