Abu Bakar bernama asli Abdullah ibn ‘Utsman ibn’ Amir dan dia berasal dari suku Quraish. Dia juga dikenal sebagai Abdullah bin Abu Qahafa. Ibnu Katsir menyebutkan dalam bukunya “Urutan dan Penyempurnaan Awal dan Akhir, oleh Ibnu Katsir, hal. 17 “, orang pertama yang menerima Islam dari luar keluarga Nabi, adalah Abu Bakar, lelaki yang sangat sabar namun berkemauan keras. Dia juga murah hati, berani, teguh dan memiliki pendapat yang masuk akal dalam situasi kritis.
Kepercayaannya kepada Allah dan keyakinan akan janji Allah adalah mutlak. Dia saleh, jauh dari kecurigaan, tak tertarik pada kehidupan duniawi ini. Dia adalah sahabat Nabi yang paling dekat.
Islam sangat diuntungkan dengan masuknya Abu Bakar. Karena banyak tokoh Arab yang juga kemudian mengikuti jejaknya, seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad ibn Abi Waqas, ‘Utsman bin Affân, az-Zubair bin al-Awwâm, dan Talhah bin Ubaidillah. Pada hari dia memeluk Islam, Abu Bakar memiliki empat puluh ribu dirham yang langsung dia berikan di jalan Allah.
Ibnu Al-Jawzi berkata, “Sifat alami Abu Bakar sangat terkenal melalui kesalehannya, ketakutannya terhadap Allah, dan kerendahan hati. Sebelum menjadi khalifah, dia biasa menyuap domba-dombanya; Suatu pagi, setelah dia diakui sebagai Khalifah dia sedang berjalan di pasar. Seorang wanita muda berkata, ‘Sekarang dia tidak akan lagi lagi memeras susu binatang ternak kami.’ Abu Bakar langsung berkata, ‘Tidak, aku pasti akan tetap memerah susu hewan peliharaanmu untukmu. Aku harap menjadi khalifah tidak akan mengubah diriku’.” (At-Tabsirah 1/400)
Ash-Shu’abi berkata, “Allah Yang Maha Kuasa telah memilih Abu Bakar dengan empat karakteristik yang tidak dimiliki orang lain.
1. Allah SWT memanggilnya As-Siddîq dan tidak ada yang lain selain dia yang diberi nama itu.
2. Dia adalah pendamping Rasulullah di dalam gua selama perjalanan hijrah.
3. Dia adalah rekan Nabi satu-satunya ketika hijrah.
4. Selama masa Nabi, dia memerintahkan Abu Bakar untuk memimpin sholat dan orang-orang Muslim ada di sana, dan bersaksi.
Demi Allah, Abu Bakarlah yang membebaskan beberapa orang budak tertindas yang sedang disiksa seperti Bilal. Al-Hakim melaporkan dari al-Mussayyib bahwa, “Abu Bakar seperti seorang penasihat Nabi, yang biasa berunding dengannya dalam segala hal. Dia adalah orang kedua yang memeluk Islam, orang kedua di dalam gua, orang kedua selama perang Badar dan yang kedua yang meninggal setelah Nabi. Nabi tidak pernah megutamakan orang lain selain Abu Bakar.” []