SALAH satu syarat terciptanya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah adalah jika suami dan istri mengerti akan hak dan kewajibannya dalam rumah tangga.
Sebuah keluarga bisa diibaratkan seperti kapal yang berlayar di samudra. Agar kapal berlayar ke arah yang tepat, maka dibutuhkah seorang nahkoda atau pemimpin. Maka, dalam Islam, seorang pemimpin dalam keluarga adalah laki-laki.
Seorang istri diperintahkan untuk taat kepada suami, kecuali dalam hal maksiat. Karena sesungguhnya, tidak ada ketaatan dalam hal maksiat kepada Allah SWT.
Allah Azza wa Jalla dalam sebuah ayat menegaskan perihal hak suami yang menjadi kewajiban istri. Allah SWT berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.” (QS. An Nisa’: 34)
BACA JUGA: Wahai Pria, Carilah Calon Istri yang Berhijab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah mengabarkan tentang besarnya kewajiban istri terhadap suami. Nabi SAW bersabda,
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ النِّسَاءَ أَنْ يَسْجُدْنَ لأَزْوَاجِهِنَّ لِمَا جَعَلَ اللَّهُ لَهُمْ عَلَيْهِنَّ مِنَ الْحَقِّ
“Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain, maka tentu aku akan memerintah para wanita untuk sujud pada suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri” (HR. Abu Daud no. 2140, Tirmidzi no. 1159, Ibnu Majah no. 1852 dan Ahmad 4: 381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Seorang istri yang ingin meraih pahala dan ridha Allah SWT dalam rumah tangga sudah seharusnya mengamalkan beberapa hal ini yang dikutip dari Wolipop.detik.com dalam buku “Shalat Jarik Jodoh” oleh Muhammad Syafi’ie el-Bantanie:
1 Menaati Suami
Suami adalah imam (pemimpin) dalam rumah tangga dan istri sebagai makmumnya. Rasulullah saw, bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (kehormatan), dan menaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu mana yang kamu kehendaki.” (HR. Thabrani dan Ibnu Majah).
Rumah tangga ibarat sebuah kapal yang sedang mengarungi samudra. Supaya kapal berhasil melayari samudra, nakhoda dan awak kapal harus bekerja sama. Hal ini sama saja seperti kehidupan suami istri, dimana istri harus mengikuti suami.
Ingat pesan Rasulullah saw., “Sebaik-baik wanita ialah bila engkau pandang, dia menyenangkan; bila engkau perintah, dia menanti; dan bila engkau tidak ada, dia menjaga hartamu dan kehormatannya.” (HR. Nasa’i).
2 Mengelola Rumah Tangga dengan Baik
Seorang istri harus berusaha menciptakan suasana dan kondisi yang nyaman dalam rumah tangganya sehingga suami dapat melaksanakan kewajiban agama dan dunianya dengan baik.
Syaikh Al-Jabiri berkata: “Amat disesalkan melihat banyak wanita muslimah mengabaikan penampilannya di depan suami. Hal ini merupakan satu kelalaian yang bisa berakibat buruk. Mungkin menurutnya hal semacam itu bukan sesuatu yang penting. Namun, perlu diingat bahwa mengabaikan penampilan bisa berdampak buruk terhadap keharmonisan rumah tangga, terlebih lagi apabila suami sering melihat wanita lain yang tampak cantik dengan dandanannya.”
3 Berterimakasih dan Berdoa untuk Suami
Suami berkewajiban untuk mencari nafkah bagi istri dan anak-anaknya. Rasulullah saw pernah memperingatkan, “Allah tidak akan memperhatikan wanita yang tidak mau berterima kasih kepada suaminya, sementara dia masih membutuhkannya.” (HR. Hakim).
Terima kasih seorang istri kepada suami akan membuat suami semakin mencintainya. Suami merasa dihargai dan dihormati oleh istrinya.
4 Tidak Membuka Rahasia Suami
Seorang istri tidak dibenarkan membuka rahasia atau kejelekan yang ada pada diri suaminya, apalagi menyebarkannya. Istri yang shalihah tidak akan membuka dan menyebarkan rahasia tentang hubungannya dengan suaminya kepada siapa pun.
Rasulullah saw berkata, “Sesungguhnya seburuk-buruk derajat manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menyebarluaskan cacat atau rahasia istrinya dan istri yang membuka rahasia suaminya, lalu masing-masing membeberkan rahasianya.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).
BACA JUGA: Suami Boleh Memboikot Istri yang Berbuat Nusyuz, Ini Batas Waktunya
Pesan Rasulullah saw, kepada Fathimah Az-Zahra, Abu Hurairah ra. meriwayatkan, “Pada suatu hari Rasulullah saw., menemui putrinya, Fatimah Az-Zahra ra. di rumahnya. Saat itu Fathimah sedang menggiling gandum di atas alat penggiling. Rasulullah duduk di dekat putrinya.
“Wahai Fathimah, apabila seorang istri berbakti kepada suaminya dengan niat yang tulus karena mengharap ridha Allah SWT, maka dibersihkan dari dosa-dosanya seperti ketika dilahirkan oleh ibunya, meninggalkan dunia tanpa dosa dan mendapatkan kuburannya seperti taman surga.”
Beliau juga menambahkan,”Apabila seorang istri selalu tersenyum kepada suaminya, maka Allah memandangkan dengan kasih sayang. Apabila seorang istri membentangkan tempat tidur bagi suaminya dengan senang hati, maka malaikat di langit berseru, ‘Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu dan yang akan datang.” []