Masa muda merupakan masa yang krusial dalam kehidupan. Pada masa inilah seseorang sedang giat-giatnya mencari jati dirinya. Hal inilah yang kelak akan sangat mempengaruhi kehidupannya di masa depan.
Pada masa muda, seorang pemuda punya potensi yang luar biasa. Gelora, semangat, dan rasa ingin tahunya sedang menggebu-gebu. Sehingga tak jarang, dalam proses pencarian jati dirinya, seorang pemuda justru tersesat pada jalan yang salah, terjebak dalam perbuatan maksiat dan terjerumus dalam dosa. Oleh karena itulah, mereka sangat butuh bimbingan.
Terkait hal itu, Nabi Muhammad ﷺ memberikan nasehat. Ada 4 nasehat Rasulullah SAW untuk para pemuda. Apa saja? Simak saja.
1. Jeli Dalam Memilih Teman Dekat
Para pemuda harus pintar dalam memilih teman dekat, karena pemuda lebih mudah terpengaruh oleh temannya dibandingkan yang lainnya. Sehingga kalian harus memahami urgensi dalam memilih teman, jangan berteman kecuali dengan seorang yang sholeh.
BACA JUGA: Aku Takut Ketika Sibuk Menasehati Orang Lain
Allah SWT berfirman dalam surat al Furqan ayat 27-29 mengenai besarnya pengaruh seorang teman terhadap temannya.
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Menggigit tangan (jari) maksudnya menyesali perbuatannya.” (QS Al Furqan: 27)
“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Yang dimaksud dengan si Fulan, ialah syaitan atau orang yang telah menyesatkannya di dunia.” (QS Al Furqan: 28)
“Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS Al Furqan: 29)
Salah memilih teman itu bisa berbahaya. Karena besarnya pengaruh seorang teman Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sampai memberi perumpamaan kepada para pemuda tentang teman yang baik dan teman yang buruk. Seperti disebutkan dalam hadits Abu Musa al Asyari, dari Nabi, beliau bersabda:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk laksana pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi bisa jadi akan memberimu wewangian atau kamu membeli wewangian darinya atau kamu mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi bisa jadi akan membakar bajumu atau kamu mendapatkan aroma tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari)
Jadi seperti apa teman yang baik itu?
Imam Al Ghazali menyebut syarat syatat yang harus dimiliki seorang teman, “Seyogyanya orang yang kamu pilih untuk menjadi teman memiliki 5 sifat berikut: Seorang yang berakal, akhlaknya baik, tidak fasik, bukan pelaku Bid’ah dan tidak Ambisi terhadap dunia.”
2. Perbaguslah Akhlakmu Terhadap Manusia
Wasiat nabi kepada para pemuda yang kedua adalah memperbagus akhlak terhadap sesama manusia.
Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal (beliau adalah sahabat nabi yang usianya masih muda) ia berkata, “Wasiat terakhir yang disampaikan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam kepadaku adalah ketika aku meletakkan kaki di pelana dari kulit, beliau bersabda, ‘Baguska nlah akhlakmu terhadap manusia wahai Muadz bin Jabal.” (HR. Imam Malik dinyatakan dhoif oleh Albani)
Diriwayatkan juga dari Abdullah bin Umar bahwasannya Muadz bin Jabal hendak melakukan perjalanan, ia berkata, “Wahai Rasulullah nasihatilah aku.” Beliau bersabda, “Sembahlah Allah dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatu apapun.” Muadz berkata, “Wahai Rasulullah tambahkanlah.”
Beliau bersabda, “apabila kamu meminta, maka baguskanlah sikapmu.” Muadz berkata, “Wahai Rasulullah tambahkanlah.” Beliau bersabda, “Istiqamahlah dan hendaknya kamu membaguskan akhlakmu.” (HR. Hakim dinyatakan Hasan oleh Al Albani).
3. Nasihat Nabi Untuk Menjaga Lisan
Mengingat di fase-fase remaja syahwat mereka tengah menggelora dan emosionalnya juga meningkat. Sehingga pemuda yang tidak memperhatikan lisannya tidak memperhatikan nasehat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, mereka akan mengeluarkan perkataan yang tidak baik.
“Lidah adalah tolak ukur yang diremehkan oleh kebodohan dan diunggulkan oleh akal” demikian kata Ali bin Abi Thalib kw.
Keselamatan ada pada menjaga lidahnya, sebab perkataan adalah penerjemah ia akan mengungkapkan apa yang tersimpan di dalam sanubarinya serta mengabarkan apa yang disimpan dalam hati.
Ali bin Abi Tholib juga berkata, “Lidah adalah tolak ukur yang diremehkan oleh kebodohan dan diunggulkan oleh akal”
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir, ia berkata, “Aku bertanya wahai Rasulullah apa keselamatan itu? Beliau bersabda, ‘Jagalah lidahmu, hendaknya rumahmu membuatmu lapang dan menangislah atas kesalahanmu.” (HR. Tirmidzi)
Sebagaimana Rasulullah mewasiatkan sejumlah amalan kepada pemuda Muadz bin Jabal, beliau bersabda, “Maukah aku beritahukan kepadamu penghimpun semua itu?”
Muadz menjawab, “Ya.”
Beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini atas dirimu.”
Muadz berkata, “Wahai Nabi Allah, akankah kita dihukum atas apa yang kita ucapkan?”
Beliau bersabda, “Celaka engkau wahai Muadz, tidakkah orang orang ditelungkupkan wajah mereka ke neraka kecuali akibat dari lidah mereka?” (HR. Ibnu Majah)
4. Menjaga Pandangan dari Perempuan yang Bukan Mahram
Hari ini fitnah begitu marak dan banyak para pemuda yang termakan oleh syahwatnya terkhusus buat pemuda yang belum menikah. Itu semua dimulai karena pandangan mata yang tidak terjaga.
Diriwayatkan dari buraidah dari ayahnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Wahai Ali, Jangan melanjutkan pandangan tertuju pada perempuan yang bukan mahrom..”
Ibnu Qayyim berkata, “Pandangan mata merupakan akar seluruh peristiwa yang menimpa manusia. Sebab pandangan melahirkan lintasan, lintasan melahirkan pikiran, pikiran melahirkan syahwat, kemudian syahwat melahirkan kemauan, selanjutnya kemauan menguat dan menjadi tekad membaja lalu terjadilah tindakan yang merupakan keniscayaan, kecuali bila ada penghalang yang menghalanginya. Dalam hal ini ada ungkapan, “Kesabaran dalam menundukkan pandangan lebih mudah daripada kesabaran menghadapi penderitaan yang (muncul) sesudahnya.”
Seorang penyair bertutur:
Semua peristiwa bermula dari pandangan
Sebagian besar penghuni neraka mereka yang mengentengkan keburukan
Berapa banyak pandangan yang sampai ke dalam hati pemiliknya
Layaknya anak panah yang ada di antara busur dan talinya
Selama hamba punya mata yang bisa dikedipkannya
Ke mata orang lain selamanya ia mengusung bahaya
Menyenangkan bila sedikit membahayakan bila membesar
Maka enyahlah kegembiraan yang membawa pulang bahaya.
BACA JUGA: Nasehat Itu Ibarat Jamu
Itulah empat nasihat yang disampaikan Rasulullah kepada para pemuda agar mereka berakhlak mulia dan tetap terjaga dalam jalan Islam. []
Sumber: Kitab al Hadi An Nabawi Fi Tarbiyah Al Aulad Fi Dhou Al Quran Wa Sunnah/karya: Dr Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani/Penerbit: Zamzam