FUTUR memiliki dua pengertian, yaitu malas dan terhenti. Malas akan selalu menimpa manusia dan kondisi manusia sudah pasti akan mengalami kemalaasan, akan tetapi hal itu tidak selalu menyertai orang yang beriman, karena seorang Mukmin tidak akan rela jika dirinya terdiam tanpa pekerjaan.
Bahkan Rasulullah SAW sendiri dalam doanya memohon perlindungan dari sikap malas. Dalam doanya beliau bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sifat lemah dan malas.”
Sedangkan yang dimaksud dengan terhenti (tidak aktif) adalah terhentinya seseorang dari bekerja. Sikap futur (rasa jemu dan jenuh) sewaktu-waktu akan menimpa seseorang ahli ibadah, karena sesungguhnya setiap pekerjaan akan menimbulkan kejenuhan.
BACA JUGA: Ini 5 Bahaya Malas Bayar Utang
Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya setiap pekerjaan itu memiliki masa semangat dan keseriusan, dan setiap semangat dan keseriusan itu memiliki batas waktu, maka barangsiapa yang batas waktunya pada sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk dan barang siapa yang kejenuhannya kepada selain itu, maka ia telah binasa.” (HR. Ahmad)
Hati manusia selalu memiliki keadaan maju dan mundur. Ketika seorang yang konsisten mengalami malas dan jemu (futur) maka hal ini merupakan sesuatu yang alami dan biasa. Akan tetapi bahaya besar akan terjadi, jika sikap malas dan jemu itu terus berkepanjangan, apalagi sampai taraf meninggalkan ibadah wajib dan sunnah dan banyak meninggalkan ketaatan kepada Allah Swt. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan kelemahan dan kadang futur dapat meningkat pada taraf tidak aktif sama sekali.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terlanda sifat futur ini, antara lain :
1 Berlebih-lebihan (Ekstrem dalam Beragama)
Sikap ini merupakan sikap tercela. Sebab agama adalah mudah dan ringan. Semakin kita mempersulit agama, maka agama akan benar-benar sulit bagi kita. Agama ini kokoh dan kesederhanaan dalam menjalani agama adalah perlu. Karena kita adalah umat petengahan (sederhana), yaitu umat yang penuh rahmat. Barang siapa yang hendak mengetahui hal itu, maka hendaknya ia membaca bagaimana kehidupan manusi terbaik yaitu Rasulullah Saw.
2 Berlebih-lebihan dalam melakukan hal mubah
Berlebih-lebihan dalam hal mubah di sini adalah seperti makan, minum, berpakaian, dan kendaraan, setiap kali manusia melampaui batas dalam melakukan hal-hal yang mubah, maka sesungguhnya ia telah kehilangan nikmat ketaatan. Karena orang yang melakukan hal-hal mubah secara berlebihan akan terserang wabah penyakit malas dan ia merasa berat dalam melakukan ketaatan di dimana semua itu akan menyebabkan futur. Syaqiq al-Baihaqi berkata, “Ibadah adalah pekerjaan, kedainya adalah khalwah (menyendiri), dan alatnya adalah rasa lapar.”
3 Enggan hidup berjamaah dan dan lebih suka menyendiri
Sesungguhnya serigala akan memangsa domba yang menyendiri. Setiapkali manusia menyendiri dan meninggalkan saudara-saudaranya maka ia akan mengalami futur. Karena manusia akan lemah semangat apabila hidup menyendiri dan merasa bersemangat ketika berkumpul dengan saudara-saudaranya.
Sesungguhnya hidup ini tidaklah ringan, maka hidup memerlukan pembaharuan, semangat baru, dan mengasah kemauan; dan hal ini tidak mungkin didapati manusia kecuali dengan hidup bersahabat serta berjamaah yang tulus. Jika sesorang yang bersikap konsisiten (multazim) terus menjauhi saudara-saudaranya, maka ia akan merasa penat dan bosan.
BACA JUGA: 2 Hal Penyebab Malas Beribadah
4 Minimnya ketaatan
Minimnya ketaatan di sini seperti jarang melaksanakan shalat wajib dengan berjamaah bersama kaum muslim. Malas melakukan shalat, tidak memerhatikan rukun dan syarat shalat, menyia-nyiakan waktu dan menjauhi membaca al-Quran. Sedangkan cara mengatasi semua hal itu adalah dengan melaksanakan kedua hal, yaitu tidak berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam beragama, dan meninggalkan perbuatan maksiat dan kemungkaran.
Futur merupakan hal yang wajar dan biasa. Namun futur akan menjadi tidak biasa dan membahayakan ketika kita menikmatinya. Maka dari itu, ketika kita telah mengetahui penyebab kefuturan ibadah kita, sudah seharusnya kita mampu menghilangkan penyebab datangnya futur.
Allah akan senantiasa membersamai hamba-Nya ketika hamba tersebut mengingat-Nya. Ingatlah selalu bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Maka ktika futur mulai menghampiri kita mampu mengatasinya dengan baik. []
Referensi: 31 Sebab Lemahnya Iman/ Husain Muhammad Syamir/ Darul Haq