TERDAPAT beberapa peristiwa yang dialami oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam selama masa kecilnya dan masa pengutusanna sebagai Rasul.
Yang dialami pertama ialah, aktivitas Nabi sebagai penggembala ternak, yakni sewaktu remaja untuk membantu sang paman, Abu Thalib.
Kedua, pertemuan pendeta Buhayra dengan Nabi sewaktu masih kecil. Saat berusia dua belas tahun, Nabi diajak Abu Thalib pergi ke Syam untuk berdagang. Setibanya di kota Bushra, pendeta Buhayra’, yang tinggal di sana, menyarankan Abu Thalib agar membawa keponakannya pulang kembali ke Makkah dan tak mengajaknya pergi ke Syam lagi.
Sang pendeta takut bila pasukan Byzantium atau kaum Yahudi melihat anak kecil itu, mereka akan langsung menghabisinya.
BACA JUGA: Kabar Duka Untuk Ibunda Rasulullah
Ketiga, Perang Fujar, antara kaum Quraisy dan suku Kinanah melawan suku Hawazin. Perang ini disaksikan Nabi yang waktu itu berumur empat belas atau lima belas tahun. Beliau berperan membantu dan menyiapkan anak panah untuk paman-pamannya. Dinamakan fijar (penyimpangan) karena menodai kehormatan Makkah dan bulan-bulan Haram.
Keempat, Hilful Fudhul, terjadi setelah kepulangan kaum Quraisy dari Perang Fujar. Bani Hasyim, Zuhrah, dan Tamim ibn Murrah berkumpul di rumah Abdullah bin Jad’an, lalu saling bersumpah untuk bahu-membahu menolong orang ter-tindas sampai haknya dikembalikan dan melawan setiap bentuk kezaliman. Kaum Quraisy menyebutnya dengan hilful fudhul.
BACA JUGA: Ini 8 Alasan Mengapa Nabi Muhammad Diutus di Arab
Nabi juga turut serta dalam perjanjian yang dianggap sebagai salah satu kemuliaan Arab sebelum Islam ini.
Beliau bahkan berkata, “Aku menyaksikan di rumah Abdullah bin Jad’an satu perjanjian yang lebih aku sukai ketimbang kekayaan binatang ternak. Seandainya pada masa Islam aku diajak kembali, aku pasti akan menyambutnya.” []
Sumber: Buku Pintar Sejarah Islam/Karya: Qasim a. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh/Penerbit: Zaman/2014