PERKARA yang tidak merugikan, setiap manusia pasti menginginkan keberuntungan dalam hidup ini, Karenanya manusia selalu berusaha untuk meraih keberuntungan. Yaitu, berupa keberuntungan materi, kepercayaan dari orang lain yang kemudian membawa keberuntungan, jabatan yang tinggi, popularitas yang tidak tertandingi, keturunan yang menyenangkan, dan sebagainya.
Namun, tidak semua keinginan duniawi manusia bisa diraihnya. Ada banyak hal orang yang berambisi untuk mendapatkan banyak hal dari kenikmatan duniawi, tetapi ia tidak memperolehnya.
BACA JUGA: 3 Perkara yang Paling Utama bagi Kaum Muslim, Apa Saja?
Bagi seorang muslim, manakala keinginan duniawinya tidak tercapai, dia tidak akan menganggap hidupnya menjadi sia-sia, apalagi sampai putus asa. Masih ada harapan yang lebih mulia untuk diraihnya, agar hidupnya tidak tertimpa perkara yang merugikan. Yakni keridhoan Allah dan surga yang penuh dengan kenikmatan.
Karena, bila kenikmatan duniawi itu tidak diraihnya, ia tidak merasa hal itu sebagai suatu kerugian besar karena yang rugi bukanlah orang yang tidak memeperoleh kenikmatan duniawi, tetapi yang tidak beriman dengan mantap, tidak beramal saleh, dan tidak saling menasihati dalam ketakwaan.
Berikut empat perkara yang tidak merugikan :
1 Perkara yang tidak merugikan: Benar dalam berbicara
Hal ini karena bicara yang benar merupakan salah satu dari ciri orang yang beriman. Karena itu, bila seseorang benar dalam berbicara maka ia telah memenuhi salah satu syarat guna memperoleh jaminan surga.
2 Perkara yang tidak merugikan : Selalu menjaga Amanah
Kehidupan didunia ini tak lepas dari Amanah. Jasmani yang sehat, harta yang banyak, ilmu yang luas, kedudukan yang tinggi merupakan Amanah yang diberikan Allah SWT kepada kita. Belum lagi kepercayaan yang diberikan oleh orang lain kepada kita dalam berbagai hal.
Semua Amanah itu harus dijaga dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Karena itu, manakala seseorang tidak memiliki sifat Amanah, keimanan dianggap tidak ada pada dirinya dan manakala ia selalu mengkhianati Amanah yang diberikan kepadanya ia dianggap tidak memiliki agama meskipun ia menganut suatu agama. Rasulullah ﷺ bersabda :
‘’Tidak beriman orang yang tidak memegang amanat, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati.’’ (HR Ahmad).
3 Perkara yang tidak merugikan : Memiliki akhlak yang baik
Akhlak yang baik merupakan kekayaan yang paling mahal harganya bagi seorang muslim. Karena itu, Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Itu pula sebabnya, manakala orangtua telah mendidik anaknya dengan baik, itu menjadi pemberian yang paling berharga ketimbang pemberian materi yang paling mahal sekalipun. Rasulullah ﷺ bersabda :
‘’Tidak ada pemberian yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya yang lebih baik dari Pendidikan adab (akhlak) yang baik.’’ (HR Tirmidzi).
BACA JUGA: Hidup di Dunia tidaklah Sepi dari Ujian dan Cobaan
Meskipun seseorang, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara telah mencapai kemajuan dan kemakmuran yang besar, hal itu menjadi tidak ada artinya kalau masyarakatnya tidak memiliki akhlak mulia. Karena tanpa akhlak yang mulia lama-kelamaan semuanya itu akan mengalami kehancuran.
Oleh karena itu, seorang ulama yang bernama Syauqy bey berkata, ‘’Suatu akan tegak apabila akhlaknya, bila akhalk hancur, maka hancurlah bangsa itu.’’
4 Perkara yang tidak merugikan: Tidak serakah
Hal ini karena tamak atau serakah merupakan salah satu sifat tercela. Meskipun seseorang telah memperoleh materi yang banyak, jika ia tidak bersyukur dan tidak ada puasnya maka ia menjadi orang yang terasa miskin. Keserakahan ternyata bukan hanya membuat seseorang tidak pandai bersyukur.
Untuk memperoleh kenikmatan yang lebih banyak ia juga akan menjadikan seseorang berani menempuh cara-cara yang tidak halal dan merampas hak-hak orang lain meskipun mereka yang dirampas hak-haknya itu tergolong miskin atau jauh lebih miskin darinya.
Rasa syukur kepada Allah SWT membuat seseorang memperoleh keberuntungan yang besar sebagaimana janji Allah untuk menambah nikmat-Nya kepada siapa saja yang bersyukur. Allah SWT berfirman :
وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim 14: Ayat 7).
Akhirnya, semakin kita sadari bahwa keberuntungan dalam hidup didunia tidak bisa semata-mata kita ukur dengan tinjauan materi. Karena itu, seandainya seseorang tidak memperoleh kenikmatan materi, ia masih tergolong orang yang sesuai dengan nilai-nilai islam.[]
Referensi: Kumpulan khutbah/Drs. H. Ahmad Yani/Al-Qalam 2013