DALAM Islam, bekerja juga termasuk ibadah. Di masa awal Islam, setidaknya ada empat profesi yang ditekuni sebagian besar masyarakat muslim..
Berikut ini adalah empat profesi tersebut:
BACA JUGA:Â Di Akhir Zaman, Hindari Pekerjaan-Pekerjaan Ini
1 Penjual kain dan pakaian
Orang-orang Arab menyebut pakaian yang dijual itu dengan sebutan bazz, sedangkan penjualnya disebut Bazzaaz. Saat itu ada pasar pakaian di Madinah.
Dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa dia memasuki pasar bersama Rasulullah SAW. Lalu Nabi SAW duduk dan membeli celana panjang seharga 4 dirham… (HR Ahmad, Ath-Thabrani, dan Abu Ya’la).
Di antara sahabat yang menggeluti profesi ini ialah Umar bin Khattab, Abdullah bin Umar, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah. Dahulu mereka rata-rata mendapat penghasilan harian sekitar 2.000 dirham.
Sahabat lain yang berprofesi sebagai penjual kain dan pakaian adalah Suwaid bin Qais Al-Abdi. Pada dirinyalah Nabi SAW membeli celana panjang sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas.
2 Penjahit pakaian dan kain
Dalam hadits riwayat Bukhari, disebutkan:
“Seorang penjahit memanggil Nabi Muhammad SAW untuk memakan makanan yang telah disajikan untuk Nabi SAW. Lalu beliau SAW memenuhi panggilan tersebut dan mendatanginya.” (HR Bukhari)
Saat itu, di antara penjahit terkenal pada masanya ialah Utsman bin Talhah dan Isa bin Abi Issa. Nama pertama ialah sosok yang dititipkan Nabi SAW berupa kunci Ka’bah. Usai penaklukan Makkah, kunci Ka’bah itu masih disimpannya.
3 Penenun dan perajut pakaian
Ada sebagian sahabat Nabi SAW yang menjadi penenun, khususnya penenun pakaian. Sebagian besar dari penenun ini dari kalangan pria yang mempraktikkan kerajinan tersebut di pasar. Sementara wanita membuat kerajinan itu di rumah.
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain sutra, wol, linen, dan benang lainnya yang diproduksi secara lokal, atau diimpor dari Yaman, Syam, Irak, dan India.
Catatan sejarah menyebutkan, Sahabat Nabi SAW yang bekerja di bidang menenun dan merajut ini adalah Zubair bin Awwam, Amr bin Aas, Amir bin Kariz, dan Sahl bin Saad.
BACA JUGA:Â Pekerjaan yang Dipuji oleh Rasulullah SAW
4 Penjual parfum
Orang-orang yang menjual parfum saat itu disebut Al-Athar. Seiring penyebaran Islam, jumlah penjual parfum meningkat. Bahkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah menyampaikan keutamaan menggunakan wawangian.
Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga yang tidak pantas untuk ditolak, (yaitu) bantal, minyak wangi, dan susu. (HR Tirmidzi dalam Shahih Tirmidzi)
Ibnu Qayyim dalam Zaadul Maad, mengatakan, “Dan dari keistimewaan wewangian adalah para malaikat menyukainya, adapun setan membencinya bahkan lari darinya. Maka yang paling setan sukai adalah bau busuk dan yang tidak wangi. Demikianlah arwah yang baik pasti menyenangi aroma yang wangi, begitu pula arwah yang jahat akan menyenangi aroma yang busuk. Maka setiap arwah akan cenderung pada yang sesuai dengannya.”
Di antara penjual parfum pada masa awal Islam ialah Abdullah bin Rabi’ah, Umm Abdullah yang bernama Asma binti Mukhribah dan juga al-Haula binti Tsuwaib. []
SUMBER: ISLAM WEB