PEMBANTU kezaliman bertingkat-tingkat sesuai dengan andil yang mereka berikan dan setiap tingkatan ada konsekuensinya masing-masing. Di antara tingkatan tersebut ialah:
1. Setingkat dengan pelaku kezaliman, ialah yang menggunakan tangannya untuk memukul dan tenaganya untuk melaksanakan kezaliman. Biasanya mereka adalah tangan kanan pemimpin zalim. Karena pekerjaannya atau pengabdiannya kepada pemimpin zalim itu, orang-orang menjadi tersakiti, teraniaya dan merasa takut. Nabi mengecam mereka tidak akan mencium wanginya Surga.
BACA JUGA: Ini Balasan bagi Manusia-manusia Dzalim
“Dua golongan dari penduduk neraka yang tidak pernah aku melihatnya, golongan yang membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia mereka memukul manusia, dan perempuan-perempuan berpakaian tapi telanjang melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga, tidak pula mencium baunya, padahal baunya dapat dicium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Orang kelompok pertama adalah orang-orang yang menjalankan perintah kezaliman secara langsung dari penguasa zalim. Mereka bisa berupa algojo dan pesuruh raja yang memegang cemeti, menakut-nakuti manusia dengan cemeti yang dimilikinya, mncambuk manusia bahkan memenjarakan manusia tanpak haq.
Mereka juga bisa berupa para petugas penarik pajak dan upeti penguasa yang mengambil harta manusia secara zalim. Potret mereka bisa berkembang dari masa ke masa dan dari zaman ke zaman.
2. Orang-orang yang menyeru atau memprovokasi untuk melakukan kezaliman. Bisa jadi mereka menyerukan atau membela kezaliman dengan memanfaatkan forum-forum pertemuan, mimbar-mimbar, media sosial, lembaga pendidikan, seni dan sebagainya. Pengaruh mereka terhadap kezaliman tidak lah sedikit. Karena kejahatannya, mereka akan dijerumuskan ke Neraka sedalam tujuh puluh musim.
“Sesungguhnya seseorang mengucapkan suatu kalimat yang dibenci Allah, yang ia tidak mengetahui bahayanya, maka dengannya ia dijatuhkan ke dalam neraka jahannam sedalam tujuh puluh musim.” (HR. Ibnu Majah)
Kelompok kedua ini adalah provokator. Baik dengan halus maupun kasar, mereka melakukan provokasi yang menyebabkan sebuah kezaliman terjadi. Mereka bisa seorang wartawan yang dengan berita-beritanya menyebabkan timbul kezaliman, mereka bisa para akademisi yang dengan tulisan dan kajiannya melahirkan sebuah tindak kezaliman, mereka bisa tokoh masyarakat, bahkan bisa jadi dari kalangan ulama suu’.
3. Mereka yang hatinya condong dengan kezaliman. Mereka senang dengan kezaliman yang dilakukan oleh orang yang zalim, mereka juga rela terhadap kezaliman yang dirasakan oleh orang yang tak bersalah. Padahal mereka tidak ingin kezaliman itu menimpa diri mereka. Sikap ini bisa jadi karena kecintaan terhadap kelompok atau suku tertentu, sehingga melupakan ikatan persaudaraan seiman. Nabishalallahu ‘alaihi wa sallam ingin supaya mereka instropeksi dan kembali merenungi sedalam-dalamnya kondisi keimanan mereka.
BACA JUGA: Merdeka dari Kedzaliman
“Tidak sempurna iman seseorang, sampai ia mencintai sesuatu seperti halnya ia mencintai untuk dirinya.” (HR. Bukhari).
4. Mereka yang membantu kezaliman dengan cara acuh. Mereka biarkan saudara-saudaranya terzalimi, tanpa mengingkari kezaliman dalam hatinya.
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, jangan menzaliminya, mengacuhkannya dan menghinakannya. Takwa itu di sini. Beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang itu buruk ketika ia menghinakan saudaranya yang muslim.” (HR. Muslim) []
SUMBER: MVSLIM