JODOH kerap jadi pertanyaan di kalangan pria dan wanita yang belum menikah. Banyak persepsi yang muncul jika sudah membahas soal jodoh. Sebab, jodoh merupakan salah satu rahasia ilahi.
Namun, ada sedikit bocoran tentang jodoh yang diungkap Alquran.
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?” (QS.An-Nahl:72)
Ayat di atas menunjukkan bahwa jodoh adalah salah satu rezeki atau nikmat yang diberikan Allah kepada kita.
Allah juga berfirman:
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (QS. An Nur:26)
Jadi, dalam menciptakan segala sesuatu, Allah telah membuatnya berpasang-pasangan. Matahari dan bulan, siang dan malam, kiri dan kanan, serta baik dan buruk. Termasuk juga urusan manusia.
Jodoh telah ditetapkan Allah bagi setiap insan. Pada kenyataannya, perihal jodoh tak sesederhana yang terlihat.
Lantas bagaimana sebenarnya tipe jodoh ini menurut pandangan syariat? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tipe jodoh dalam Islam:
1 Tipe jodoh sementara
Jodoh tipe yang pertama adalah mereka yang menikah kemudian bercerai. Artinya baik suami dan istri saling berjodoh hanya pada saat menikah. Ketika sudah bercerai, maka keduanya sudah tidak berjodoh lagi. Durasi berjodohnya ditentukan dengan usia pernikahannya. Ada yang usia pernikahannya satu minggu, satu bulan, hingga satu tahun.
2 Tipe jodoh di dunia namun berpisah di akhirat
Tak seperti tipe pertama, tipe kedua ini tidak diakhiri dengan perceraian. Pasangan muslim hendaknya ditujukan untuk mengharap ridha Allah melalui pernikahan. Tipe kedua ini sering kali terjadi pada pasangan yang mempertahankan pernikahannya demi anak atau sekadar memenuhi kewajiban. Bukan untuk bersama-sama menggapai surga Allah.
Suami dan istri pada tipe ini memang bertahan sampai salah satunya meninggal, namun masing-masing menyimpan kekesalahan terhadap pasangan di hatinya dan lebih memilih untuk dipendam. Walaupun bukan hal yang salah, namun tujuan pernikahannya tidak untuk berkumpul lagi di akhirat.
3 Tipe jodoh di dunia dan akhirat, namun berakhir di neraka
Tipe selanjutnya adalah suami dan istri yang berjodoh di dunia hingga akhirat, namun justru sama-sama berakhir di neraka. Mereka adalah suami dan istri yang kompak melakukan maksiat dan dosa. Saling mendukung tapi dalam hal kejahilan.
Dalam hal ini Al Qur’an menggambarkan tipe kedua ini dalam kisah Abu Lahab dan Ummu Jamil. Mereka adalah sepasang suami istri yang solid menentang Rasulullah dan Allah. Menghasut tetangga agar tidak beralih ke agama Islam.
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” (QS. Al Lahab: 1-5)
4 Tipe jodoh di dunia dan akhirat, berakhir di Jannah
Sebaliknya, tipe jodoh yang terakhir inilah yang jadi impian para suami dan istri. Harmonis di dunia, lalu meninggal, kemudian bertemu lagi di surganya Allah Subhanahu wa ta’ala. Merekalah yang menikah dengan tujuan ibadah dan segala yang dilakukan berdua adalah untuk mengharap ridha Allah.
Tipe jodoh yang keempat ini tidak hanya akan saling bertemu antara suami dan istri, melainkan juga bersama anak dan cucu-cucunya.
Allah berfirman:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَٰهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ ۚ كُلُّ ٱمْرِئٍۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. at-Tur: 21) []
SUMBER: SINDONEWS