TIDAK jarang kita menjumpai orang-orang dengan sifat yang tidak menyenangkan, seperti manipulatif, penuh dengan drama, dan sering berpikiran negatif.
Sifat-sifat tersebut acap kali ditemukan pada orang-orang toxic, dan pasti Anda pernah berhadapan dengan orang-orang tersebut setidaknya sekali seumur hidup dalam lingkungan Anda sehari-hari.
BACA JUGA: Tips Menghindari Rasa Insecure
Orang toxic cenderung memanipulasi orang lain demi kepentingan sendiri. Mereka ingin memenuhi keinginannya walaupun dengan cara ekstrem yang merugikan orang lain. Jika Anda memiliki seorang teman, rekan kerja, pasangan, atau mungkin anggota keluarga dengan karakteristik yang telah disebutkan di atas, hati-hati. Bisa jadi Anda sedang terperangkap dalam hubungan dengan orang-orang toxic.
Lalu, apakah ada cara untuk menghadapi lingkaran hubungan dengan orang-orang toxic? Tentu saja ada. Dengan mengikuti tips-tips di bawah, Anda akan terhindar dari drama serta menjalani kehidupan yang lebih tentram:
1 Tidak terlalu memedulikan orang tersebut
Sering kali, orang-orang dengan kepribadian yang toxic akan mencari perhatian orang lain dengan berbagai macam cara. Hal ini dapat terlihat dari kebiasaan memotong pembicaraan orang lain, bertindak berlebihan, atau sengaja berbicara terlalu keras.
Satu-satunya cara untuk menghadapi orang dengan kepribadian toxic dan ingin selalu menjadi pusat perhatian tentunya adalah dengan tidak mengacuhkannya. Jika orang tersebut sudah mulai berulah, ada baiknya Anda dan orang-orang di sekitar Anda mulai mengambil tindakan dengan cara tidak terlalu memedulikannya.
Ketika Anda bertemu orang toxic yang senang melakukan bully, selalu mementingkan dirinya sendiri, atau sengaja membuat konflik dengan banyak orang, wajar bila respons pertama Anda adalah meninggalkan mereka. Dari segi kesehatan pun, langkah seperti ini memang disarankan untuk mengurangi konflik yang tidak perlu.
2 Ikuti naluri dan kata hati
Apakah Anda sering memaklumi atau membiarkan perilaku seseorang yang tidak menyenangkan terhadap Anda? Misalnya, setelah Anda menghadapi orang dengan kelakuan yang toxic, Anda berkata “Dia pasti tidak bermaksud berkata begitu, mungkin dia sedang emosi”, atau “Mungkin dia tidak sadar perbuatannya salah, kalau diingatkan pasti dia akan mengerti”.
Nah, jika Anda sadar bahwa Anda sering “membela”, padahal sebenarnya Anda tahu bahwa perbuatan orang tersebut salah, sudah waktunya Anda bangun dan mengikuti kata hati Anda. Dengan terus menerus menyangkal kata hati Anda, itu berarti sama saja Anda membenarkan tindakan orang toxic tersebut.
3 Hati-hati dengan sunk cost fallacy
Trik lain dalam menghadapi orang toxic adalah buang jauh-jauh pikiran bahwa Anda akan rugi atau merasa kehilangan saat menjauhi orang toxic. Ketakutan tersebut, dilansir dari Psychology Today, disebut juga dengan sunk cost fallacy.
Apa itu sunk cost fallacy? Kondisi ini terjadi ketika Anda sudah “menginvestasikan” sesuatu pada seseorang. “Investasi” tersebut dapat berupa perasaan, emosi, waktu, pengorbanan, bahkan uang. Semakin besar “investasi” yang Anda berikan, semakin sulit Anda melepaskan diri dari orang tersebut.
Sunk cost fallacy banyak ditemukan pada orang-orang yang terjebak dalam hubungan toxic. Misalnya, Anda merasa tidak rela melepaskan diri dari pasangan Anda karena sudah menikah selama belasan tahun. Padahal, sebenarnya ia memiliki perangai yang buruk.
4 Hindari orang-orang yang sering mengasihani diri sendiri
Tips lain ketika sedang menghadapi orang toxic adalah kenali tanda-tanda mengasihani diri sendiri pada orang tersebut, lalu usahakan untuk menghindarinya. Mungkin Anda sudah hafal betul bahwa salah satu karakteristik orang toxic adalah pandai bersandiwara dan manipulatif. Sering kali, mereka melepaskan diri dari tanggung jawab dengan mengasihani diri sendiri.
BACA JUGA: Anda Selalu Merasa Paling Benar? Hati-Hati Itu Gejala Toxic People (1)
Contohnya, teman Anda pernah berutang kepada Anda. Ketika Anda akan menagih utang tersebut, teman Anda akan mencari-cari alasan yang memposisikan dirinya sebagai “korban”, seperti belum mendapat pekerjaan karena tidak ada dukungan dari orang-orang sekitar, dan sebagainya. Orang-orang yang sering memposisikan diri sebagai “korban” dan mengasihani diri sendiri cenderung tidak melakukan perubahan apapun untuk memperbaiki hidupnya.
Menghadapi orang dengan karakteristik toxic seperti ini memang perlu dilakukan secara lebih tegas, salah satunya adalah dengan menghindari dan tidak mengindahkan “drama” orang tersebut. Dengan demikian, Anda tidak akan terseret dalam aura negatif orang tersebut, serta lebih mudah menemukan kedamaian dalam hidup. []
SUMBER: HELLOSEHAT