BULAN Ramadhan mrupakan waktu mustajabnya doa. Selain puasa, shalat tarawih atau shalat witir, berdoa menjadi amalan yang sangat dianjurkan pada bulan suci ini.
Rasulullah SAW dalam sabdanya menganjurkan agar muslim senantiasa berdoa karen amalan tersebut sangat mulia.
“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa”. (Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad)
DI bulan Ramadhan, ada waktu-waktu tertentu yang merupakan waktu yang tepat dikabulkan doa oleh Allah. Setidaknya, ada 4 waktu istimewa yang sangat mustajab untuk memanjatkan doa.
BACA JUGA: Puasa Ramadhan, Ini Niat dan Doanya Menurut Pendapat 4 Mazhab
Dinukil dari berbagai sumber, berikut waktu-waktu mustajab tersebut:
1 Waktu sahur
Waktu sahur, termasuk dalam waktu sepertiga malam terakhir yang menjadi waktu mustajab untuk berdoa. Terkabulnya doa di waktu sahur pun masuk dalam keumuman hadis keutamaan malam yang terakhir.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah bersabda, “Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, ‘Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni’.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Allah juga berfirman:
وَبِالۡاَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ
“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan.” (QS. Adz Dzariyat: 18).
BACA JUGA: Ini Waktu Mustajab untuk Berdzikir dan Berdoa di Bulan Ramadhan
2 Waktu berpuasa
Seseorang yang berpuasa memiliki waktu mustajab dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selama ia berpuasa, maka itulah waktu dikabulkannya doa. Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad)
Imam Nawawi menjelaskan bahwasanya disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk memperbanyak doa sepanjang waktu puasanya. Doa yang dipanjatkan hendaknya perihal kebaikan di akhirat dan di dunia, baik untuk diri sendiri maupun orang-orang yang dicintai.
3 Waktu berbuka puasa
Di dalam Al-Qur’an, terdapat sebuah ayat yang membahas umum perihal doa. Namun menurut Ibnu Katsir, ayat tersebut turun di antara penyebutan hukum puasa.
Berikut bunyi ayatnya, Rabb Ta’ala berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya memaparkan bahwa perihal doa dalam ayat tersebut menunjukkan anjuran untuk memperbanyak doa. “(Adanya) anjuran memperbanyak doa ketika bulan itu sempurna, bahkan diperintahkan memperbanyak doa di setiap kali berbuka puasa.”
4 Pada malam Lailatul Qadr
Di malam turunnya Al Qur’an, yakni malam Lailatul Qadr, panjatkanlah hajat karena saat itulah waktu mustajabnya doa. Inilah waktu yang lebih utama dari seribu bulan. Seperti yang Allah firmankan, “Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan.” (QS. Al Qadr: 3)
Terdapat doa khusus yang diajarkan nabi saat malam Lailatul Qadr. Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata:
“Aku pernah bertanya pada Rasulullah; Jika saja ada hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar, apa doa yang mesti kuucapkan?” Rasulullah menjawab, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Berdoa termasuk dalam upaya memperbanyak amalan di malam Lailatul Qadr. Dibolehkan pula memanjatkan doa selain yang diajarkan nabi. Namun doa yang dianjurkan Rasulullah tentu lebih utama. []
SUMBER: SINDONEWS