COBALAH bayangkan andai kita yang menjadi pengungsi Rohingya… Terusir dari kampung sendiri. Harus rela meninggalkan tanah tumpah darah yang mereka tempati sejak berabad-abad yang lalu. Ya, umat Islam sudah ada di Rakhine atau biasa kita sebut Arakan sejak ribuan tahun yang lalu.
Islam datang ke bumi Rakhine sejak zaman Daulah Abbasiyah, tepatnya di masa pemeeintahan Harun Al-Rasyid. Islam masuk kesana dengan jalan damai, melalui aktivitas perdagangan. Tak ada umat Budha yang dibantai. Tak ada patung Budha yang dirobohkan. Tak ada darah yang tertumpah.
Masa-masa itu adalah masa penuh kedamaian. Masa Kerajaan Islam di Arakan yang begitu gemilang. Saat itu berdiri Kerajaan Islam yang megah. Yaitu antara tahun 1430-1780. Umat Islam Arakan dipimpin oleh Sultan yang adil, yang tak pernah membantai rakyatnya sendiri. Tercatat ada 48 Sultan yang pernah memimpin muslim Arakan yang mayoritas beretnis Rohingya.
Tapi masa-masa indah itu telah berlalu, sekarang hanyalah kenangan manis yang tercatat di buku-buku sejarah. Tak ada lagi Sultan berpengaruh yang bisa melindungi mereka. Karena Kesultanan Islam sudah dihancurkan oleh penjajah Inggris. Muslim Rohingya ibarat anak ayam yang kehilangan induknya. Tak ada yang peduli dengan nasib mereka.
Sejak itulah kezhaliman demi kezhaliman mereka hadapi. Penindasan, pengusiran, pembakaran, dan pembantaian menjadi pemandangan sehari-hari. Nyawa orang-orang Rohingya seakan tak ada harganya.
Pernahkah engkau membayangkan bagaimana rasanya desamu beserta isinya dibakar? Dan muslim Rohingya merasakan itu. Sebanyak enam Desa yang terdiri dari 1250 rumah hangus dibakar oleh militer Myanmar. Banyak orang yang juga ikut terbakar di bulan Oktober 2016 lalu.
Pernahkah engkau membayangkan betapa hancur hatimu ketika melihat saudara laki-laki dibantai atau saudara perempuan diperkosa beramai-ramai di depan mata? Dan muslim Rohingya mengalami hal itu…
Semua laki-laki dewasa yang dianggap potensial melakukan perlawanan maka akan dihabisi. Mayoritas perempuan dewasa di sana pernah diperkosa militer Myanmar.
Kini, ribuan Muslim Myanmar mengungsi ke Bangladesh. Dikabarkan setiap hari ada 1000 pengungsi yang datang ke Bangladesh. Pengungsi itu mayoritas terdiri dari kaum perempuan dan anak-anak. Mereka berjalan dalam kondisi kelaparan, kedinginan, dan ketakutan. Merekka berjalan di malam hari untuk menghindari patroli militer Myanmar. Jika mereka berpapasan dengan militer Myanmar, maka mereka akan diberondong tembakan peluru. Tak sedikit yang menemui ajal dalam perjalanan menuju pengungsian ini.
Mereka berjalan dan terus berjalan di malam hari. Mereka tak menghiraukan kaki yang berdarah-darah karena tak beralas kaki. Mereka kelaparan tanpa pernah tahu kapan bisa menjumpai makanan. Mereka makan buah-buahan atau dedaunan yang bisa mereka temui di hutan. Mereka minum air sungai sebanyak-banyaknya untuk mengganjal perut.
Ketika mereka berhasil menyeberangi Sungai Naf yang merupakan perbatasan antar Myanmar dan Banladesh, bukan berarti masalah usai karena kadang mereka dihalau oleh militer Myanmar yang sudah berjaga. Mereka disuruh pulang kembali ke Myanmar. Sangat tragis dan menyedihkan.
Sungguh penderitaan muslim Rohingya begitu mengiris hati. Doakanlah mereka. Bantulah mereka melalui yayasan Kemanusiaan yang terpercaya. Agar bisa menjadi hujjah di hadapan-Nya kelak bahwa kita tak berpangku tangan. []