BILA kita lihat baca judul dari tulisan ini sepertinya agak sedikit mengerutkan kening; apakah sama cara berkenalan kepada manusia dan cara berkenalan dengan jin? Ya tentunya berbeda.
Cara berkenalan dengan jin adalah melalui literatur Islam yang paling sakral dan paling otentik yaitu melalui Al-Qura’an dan Hadist. Nabi Saw bersabda, “Jin itu ada tiga jenis, yaitu jenis yang memiliki sayap dan terbang di udara, jenis ular dan kalajengking, dan jenis yang berpindah pindah,” (HR.Thabrani,Al-hakim,dan Baihaqy dengan sanad sahih,lihat Shahihul Jma’i 3:83).
Hadist ini menjelaskan ada tiga tipe jenis jin. Kita simak saja ya:
1. Jin yang mampu terbang. Jin ini memiliki kemampuan dan kinerja yang sangat tinggi. Mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata jin lainnya sehingga mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan begitu cepat.
Tipe ini di jelaskan di dalam Hadist di atas dengan ungkapan yang meiliki sayap dan bisa terbang di udara. Jin yang berkemampuan yaag seperti inilah yang memindahkan singasana kerajaan ratu bilqis di Yaman ke Baitul Maqdish di Palestina dalam sekejap mata pada zaman nabi Sulaiman a.s “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu, sebelum matamu berkedip. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: ‘Ini termasuk karunia Rabb-ku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabb-ku Maha Kaya, lagi Maha Mulia,” – (QS.27:40).
2. Jin yang menetap di tempat tertentu. Tipe ini diungkapkan dalam kalimat jenis ular dan kalajengking. Artinya jin ini karakternya seperti ular dan kalajengking yang suka menetap di sarangnya .
Seperti halnya manusia, jin membutuhkan ruang dan tempat. Bahkan mereka bisa menyatu dengan tempat tinggal kita, bisa ada di dapur, bisa ada di tempat tidur, atau mungkin tepat berada di belakang kita sekarang. Tapi bisa juga mencari tempat yang jauh dari keramaian manusia.
Ibnu Abbas r.a. dan Ibnu mas’ud r.a. menjelaskan bahwa Rasululloh Saw. Bersabda,”bangsa jin bertempat tinggal di tempat tempat yang kotor dan sampah karna mereka memakan sisa sisa makanan manusia,” (HR.bukhori dan Muslim). Hadist ini menegaskan bahwa kalau rumah kita ingin di jauhi oleh jin, jagalah kebersihan nya karna rumah yang kotor sangat berpeluang dijadikan tempat tinggal jin.
Itu sebabnya tidak salah kalau ada anggapan pada masyarakat bahwa rumah kosong itu suka di isi oleh jin, mengapa? Karena rumah kosong biasanya tidak terjaga kebersihannya. Jin juga tinggal di WC,toilet atau kamar mandi, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tempat-tempat pembuangan kotoran ini didatangi jin. Karna itu, bila salah seorang di antara kalian datang ke kamar mandi, maka hendaklah dia ber do’a, “Allohhumma inni a’uzubika minal khubutsi wal khabaaitsi,” (Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada mu dari jin lelaki dan jin perempuan)”.(HR.Abu Daud,Nasa’I, I bnu Majah, dan Imam Ahmad).
Jin juga tinggal di lubang lubang. Rasulullah SAW bersabda ,”Janganlah kalian kencing di lubang, “ (HR.Nasa’i. Lalu ada yang bertanya kepada Qatadah r.a, “Mengapa?” Qatadah menjawab, “ia adalah tempat tinggal jin,” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Imam Ahmad).
3. Jin yang nomaden. Ini adalah jin tipe yang tidak punya tempat tinggal yang tetap. Mereka nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya mencari tempat yang dinilai cocok untuk kehidupan mereka. Mereka adalah jin pengembara. Tipe ini dijelaskan dalam Hadist di atas dengan ungkapan jenis yang berpindah-pindah. []