INGGRIS—Inggris dikabarkan telah membatalkan kerja sama pelatihan militer dengan Myanmar. Keterangan ini disampaikan secara resmi oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May, The Guardian melaporkan pada Kamis (21/9/2017).
May menyatakan pembatalan pelatihan militer ini sampai rezim Myanmar bersedia menghentikan aksi kekerasan terhadap Muslim Rohingya.
“Dalam kondisi kekhawatiran tentang perlakuan terhadap warga muslim Rohingya, Inggris akan membatalkan proyek pelatihan militer bagi tentara Myamar,” ungkap May ketika berpidato di sidang umum PBB.
Sejak militer rezim Myanmar melakukan aksi kekerasan terhadap Muslim Rohingya, May terus mendapat tekanan agar menghentikan kerja sama militer dengan Myanmar.
“Kami mengkhawatirkan bencana yang telah menimpa Muslim Rohingya. Kami mengimbau agar aksi kekerasan yang dilakukan militer Myanmar segera dihentikan. Kami menyaksikan ratusan ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar hanya untuk melindungi nyawa mereka,” ungkap May.
Perdana Menteri Inggris mengingatkan agar rezim Myanmar dan Aung San Suu Kyi segera menghentikan aksi-aksi militer terhadap etnis Muslim Rohingya.
Zaid Ra’d Husain, komisaris tinggi HAM PBB, baru-baru ini pernah mengumumkan bahwa perlakukan Myanmar terhadap Muslim Rohingya merupakan bentuk tegas dari sebuah aksi ‘pembersihan etnis.’ []